REPUBLIKA.CO.ID, SUVA -- Kondisi siaga diberlakukan di Fiji pada akhir pekan. Ini setelah tujuh bayi meninggal sepanjang Oktober saja.
Polisi Fiji, Sabtu (20/10), mengkonfirmasi seorang bayi yang berumur satu bulan yang sakit dan meninggal di Colonial War Memorial (CWM) Hospital adalah korban paling akhir.
Selain itu, seorang bayi lagi yang juga berusia satu bulan dan satu lagi berusia satu pekan yang dibawa ke Rumah Sakit CWM oleh keluarganya dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit.
Pemeriksaan pasca-kematian mengungkapkan penyebab kematian mereka adalah radang paru-paru akibat virus.
Satu laporan serupa disampaikan ke Kantor Polisi Sigatoka. ''Tempat dimana seorang bayi lagi yang berusia delapan bulan dan menderita demam serta kesulitan bernafas dinyatakan meninggal,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Juru Bicara Polisi, Anan Naisoro, mengatakan pekan lalu saja empat kematian bayi telah dilaporkan. Bayi perempuan yang berusia 10, delapan dan empat bulan serta satu bayi perempuan yang berusia satu tahun.
Menurut hasil pemeriksaan pasca-kematian, kebanyak bayi itu meninggal akibat radang paru-paru karena virus dan beberapa kasus diare. Ini bertolak-belakang dengan pernyataan sebelumnya oleh Kementerian Kesehatan.