REPUBLIKA.CO.ID, Romney sempat meluncurkan kritikan terhadap kebijakan Obama mengenai revolusi di dunia Arab yang dikenal Arab Spring, krisis di Suriah dan Iran. Namun ia berhati-hati ketika untuk tidak menjadi moderat, menarik diri untuk terlihat berada di posisi konservatif, ketika ia diuji laiknya, commander-in-chief.
Beberapa kali Romney memperlihatkan diri berbeda dengan sikap presiden, tapi menurut pengamat, lebih kepada nada ketimbang substansi,
Mantan gubernur Massachusetts itu juga memberi selamat Obama yang 'menarik keluar' Usamah bin Ladin dari peredaran, namun ia mengingatkan bahwa ekstremis Islam masih merajalela terlebih di masyarakat pascarevolusi Arab dan menyerukan "Kita tak bisa keluar dari kekacauan itu."
Romney juga menyerukan kepada Obama untuk melakukan lebih banyak upaya demi menghentikan kekerasan di Suriah dan menuntut sanksi lebih berat bagi Iran atas program nuklirnya.
"Saya pikir mereka berhasil melihat kelemahan seperti yang mereka harapkan saat melihat kekuatan Amerika," ujar Romney mengacu pada pemimpin di Teheran seraya menuduh presiden berulang kali membuat 'lawatan apologetis' di luar negeri.
Presiden menyerang balik, menyatakan 'tak ada satupun yang dikatakan Gubernur Romney benar, dan menyebut tuduhannya atas kebijakan luar negeri AS kepada Iran adalah kebohongan tebrbesar dalam kampanye kandidat Republik tersebut.
Obama juga meluncurkan komentar pedas terhadap tur luar negeri Romney baru-baru ini sebagai kandidat yang dilakukan lawannya ketika ia masih memimpin di Gedung Putih. Romney telah megunjungi tentara AS dan Israel demi memunculkan cerminan Holokaus.
"Saya tidak mencari sumbangan," tuding Obama menggarisbawahi fakta bahwa Romney menggelar penggalangan dana politik bersama para pedonor kaya Yahudi di Israel.