Selasa 23 Oct 2012 12:13 WIB

Obama Ejek Kebjakan LN Romney Plin-plan di Debat Terakhir (3-habis)

Moderator debat ketiga sekaligus terakhir, Bob Schieffer, (tengah) melihat kedua capres AS, Barack Obama dan Mitt Romney, sebelum acara dimulai. Debat terakhir calon presiden AS digelar di Boca Raton, Florida, Senin (22/10/2012)
Foto: AP
Moderator debat ketiga sekaligus terakhir, Bob Schieffer, (tengah) melihat kedua capres AS, Barack Obama dan Mitt Romney, sebelum acara dimulai. Debat terakhir calon presiden AS digelar di Boca Raton, Florida, Senin (22/10/2012)

REPUBLIKA.CO.ID, Presiden AS, terlihat terheran-heran, mencoba memahami, dan kadang mengekspresikan ketidakpercayaan atas kritik bertubi-tubi yang disampaikan Romney terhadap upaya diplomasinya.

"Saya tahu kami tak pernah dalam posisi yang benar-benar mengeksekusi kebijakan politik, namun setiap kali anda beropini anda benar-benar salah," ujar Obama kepada lawannya, mantan gubernur Massachusetts tersebut.

Presiden yang menarik tentara dari Irak, menyebut kembali pernyataan Romney terdahulu yang ingin mendukung tentara AS tetap ada di negara itu yang diinvasi pada 2003 di bawah pemerintahan presiden dari Partai Republik, George W Bush.

"Gubernur, ketika masuk ke politik luar negeri  kita, anda sepertinya ingin mengimpor kebjakan luar negeri pada 1980-an, seperti halnya kebijakan sosial 1950-an, dan kebijakan ekonomi 1920-an di era sekarang," cibir Obama.

Romney juga menyebut strategi buruk presiden seraya menunjuk kekerasan berdarah di Libya dan Suriah, termasuk insiden di Benghazi, Libya yang menyebabkan empat diplomat AS terbunuh bulan lalu. Ia juga dua kali menyebut Alqaidah mendapat kekuatan lagi di Mali.

Dua kandidat, berdasar jajak pendapat nasional, mendapat dukungan hampir sama dengan perbedaan tipis setelah Romney melejit akibat performanya pada debat pertama dan mulai menggerogoti posisi Obama di sejumlah negara bagian dengan swing voters.

Kebijakan luar negeri sepertinya kurang berpengaruh dalam penentuan siapa yang akan menang pada 6 November nanti, mengingat perlambatan ekonomi dibalik isu utama kampanye dan agenda pemilu. Dalam debat kedua kemarin, Romney, berdasar survey Gallup, meraup 52 persen dukungan, tujuh poin lebih tinggi di atas Obama.

Namun Romney juga dibawah tekanan untuk menunjukkan kompetensi dasarnya mengingat beberapa kali melakukan sikap dan melontarkan kalimat blunder.

Ketika 6 November kian mendekat, 41 dari  50 negera bagian secara esensial biasanya telah memutuskan, karena mereka menggambarkan peta politik dan kantung dari bi-partisan--Republik dan Demokrat. Kandidat kini mempertarungkan sembilan negara bagian tersisa, termasuk medan kritis Ohio dan Florida.

Sembilan medan perang itu memiliki nilai besar dan penting karena kursi kepresidenan AS ditentukan oleh negara per negara bagian, bukan suara terbanyak nasional. Sistem ini bisa membuat kandidat yang memenangkan suara populer kalah dalam pemilu, seperti yang dialami mantan wakil presiden AS, Al Gore pada 2000, saat melawan Bush.

sumber : AP/MSN
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement