Selasa 23 Oct 2012 19:11 WIB

Jam Malam Diterapkan di Lokasi Rawan Konflik Rakhine

Sebanyak 50 ribu jiwa pengungsi etnis Rohingya lari menyelamatkan diri dan tinggal di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).
Foto: Khin Maung Win/AP
Sebanyak 50 ribu jiwa pengungsi etnis Rohingya lari menyelamatkan diri dan tinggal di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pihak berwenang daerah Myanmar memberlakukan jam malam senja hingga fajar di kota Minbya dan Mrauk U di negara bagian barat, Rakhine, setelah beberapa hari kekerasan baru antar-kelompok, termasuk pembakaran.

Jam malam sejak pukul 19.00 waktu setempat hingga pukul 05.00 itu berlaku sejak Senin malam, kata pihak berwenang setempat pada Selasa.

Kekerasan komunal baru, yang dimulai di kota Minbya pada akhir pekan telah menyebar ke Mrauk U dan mskin meningkat pada Senin sehingga memaksa pengenaan jam malam bersama dengan intervensi pasukan keamanan untuk menjaga situasi di bawah kontrol.

Bentrokan-bentrokan komunal telah mengakibatkan kematian lima orang dengan ratusan rumah terbakar, kata sumber-sumber lokal menambahkan. Sejauh ini tidak ada laporan resmi tentang insiden tersebut.

Negara bagian Rakhine telah mengumumkan keadaan darurat bersama dengan pengenaan jam malam di enam kota sebelumnya - Maungtaw, Buthidaung, Sittway, Thandwe, Kyaukphyu dan Yanbye sejak 10 Juni.

Jam malam diperpanjang di Kyauktaw pada 8 Agustus dan kemudian di Minbya dan Mrauk U. Sekarang jumlah kota di bawah jam malam telah mencapai delapan.

Sejak 8 Juni pada saat kejadian di Kyauktaw, total 90 orang tewas, 116 orang terluka dan lebih dari 65.000 orang menjadi korban. Sebanyak 4.822 rumah, 17 masjid, 15 biara dan tiga sekolah dibakar, menurut angka resmi sebelumnya.

Serangkaian insiden berdarah, yang berlangsung pada Mei-Juni, memicu kerusuhan mematikan dan kekerasan di negara bagian Rakhine dimulai dari kota Maungtaw pada 8 Juni.

Pemerintah Myanmar pada 17 Agustus membentuk komisi penyelidikan terdiri 27-anggota, yang ditujukan untuk mengekspos sebenarnya penyebab konflik di negara bagian Rakhine barat pada Mei-Juni yang merusak perdamaian dan stabilitas serta penegakan hukum di wilayah tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement