REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Pada hari yang sama saat kunjungan Emir Qatar Syaikh Hamad bin Khalifa Al-Thani ke Gaza, Selasa (23/10), insiden kekerasan terjadi di kota tersebut. Melalui serangan udara, Israel menewaskan sedikitnya tiga pejuang Hamas yang diklaim Israel merupakan tim yang tengah mempersiapkan peluncuran roket ke negara Yahudi tersebut.
Selain tiga tewas, serangan udara Israel yang terjadi di Gaza Utara tersebut juga menyebabkan tiga pejuang Hamas lain mengalami luka-luka. Pihak Hamas enggan mengomentari tuduhan Israel terkait persiapan roket.
Namun militer Israel mengklaim, enam roket ditembakkan Hamas melintasi perbatasan pada hari Selasa. Meski demikian tak ada korban ataupun kerusakan akibat roket tersebut.
Serangan udara Israel pun mendapat balasan dari para pejuang Gaza. Mereka meledakkn bom di perbatasan Gaza-Israel dan menewaskan seorang perwira tentara Israel yang tengah berpatroli. Para pemimpin Israel bersumpah akan membalas pemboman tersebut. Namun televisi Israel mengabarkan, aksi balasan ditunda hingga Emir Qatar benar-benar telah mengakhiri kunjugan dan meninggalkan Gaza.
Bom balasan tersebut diklaim bukan berasal dari Hamas melainkan Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), salah satu fraksi kecil di Gaza. PFLP memang seringkali beroperasi secara independen dari aksi Hamas yang mendominasi Gaza.