Rabu 24 Oct 2012 08:36 WIB

Sejumlah Lembaga Kemanusiaan Indonesia Tumplek di Rohingnya

Rep: Maman Sudiaman/ Red: M Irwan Ariefyanto
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan tim PMI yang akan berangkat membawa bantuan kemanusiaan untuk korban konflik Rohingya di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (25/8).
Foto: Antara/Saptono
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan tim PMI yang akan berangkat membawa bantuan kemanusiaan untuk korban konflik Rohingya di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah lembaga kemanusiaan dari Indonesia bakal berkumpul di Rohingnya, Myanmar pekan depan. Selain dari Palang Merah Indonesia (PMI), mereka antara lain, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Dompet Dhuafa (DD).

Dalam aksinya, semua lembaga kemanusiaan itu membawa sejumlah bantuan medis plus obat-obatan, pembangunan fisik berupa shelter bagi ribuan pengungsi korban konflik,

Dari pantauan Republika, tim dari PMI Pusat berjumlah 18 orang misalnya sudah bergerak sejak hampir sebulan lalu. Tim yang terdiri dokter, dan para medis itu bahkan pekan ini akan mengirimkan bantuan ambulans. Dari lembaga pimpinn Jusuf Kalla ini, disiapkan pula 50 ribu sarung bagi pengungsi. " Untuk pengiriman ambulans kita upayakan lewat darat, semoga lancar," ujar M Arifin, ketua tim PMI Pusat di Rohoingnya kepada Republika.

Sementara dari tim ACT berjumlah empat orang akan melakukan finishing penyediaan dua blok shelter bagi pengungsi. Saat ini, penampungan yang disediakan oleh lembaga dunia (UNHCR) relatif sangat sederhana sekali. "Kami juga sedang menyediakan hewan kurban dengan target 500 ekor," ujar Humas ACT, Ferry Kuntoro yang sudah berada di Sittwe, Ibu Kota Rohingnya sejak tiga hari lalu.

Tak mau ketingalan, pekan depan tim Baznas akan bergerak ke kamp Muslim di Rohingnya. Selain donasi dan bantuan lainnya, tim Baznas yang juga mengajak jurnalis dari Republika. " Paling lambat kita berangkat akhir Oktober ini," ujar Hermin, salah seorang pengurus di Baznas, tadi malam.

Sejak pecahnya konflik di Myanmar beberapa waktu lalu, sejumlah NGO dari berbagai negara sampai saat ini masih bergerak di berbagai tempat di wilayah Sittwe. Mereka antara lain Islamic Relief dari USA, Mer C Malaysia dan sejumlah relawan perorangan dari berbagai negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement