Rabu 24 Oct 2012 21:42 WIB

Suriah Berhari Raya tanpa Gencatan Senjata, Mungkinkah?

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berpose di atas tank yang berhasil mereka rebut dari militer Suriah di sebuah desa di Provinsi Idlib, Suriah.
Foto: AP Photo/Edlib News Network ENN
Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berpose di atas tank yang berhasil mereka rebut dari militer Suriah di sebuah desa di Provinsi Idlib, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, Utusan perdamaian Internasional untuk, Lakhdar Brahimi menyatakan bahwa konflik yang terjadi di Suriah kian hari kian memburuk. Gencatan senjata tentara Presiden Bashar al-Assad dengan kelompok pemberontak kian hari kian memanas.

Brahimi telah menyampaikan kepada kedua belah pihak yang tengah bertikai agar sejenak bersedia meletakkan senjata mereka selama Hari Raya Idul Adha. Idul Adha yang jatuh pada Hari Jumat (26/10) nanti diharapkan tidak dikotori oleh konflik pertumpahan darah di kedua belah pihak.

Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan utusan Liga Arab PBB-adalah untuk menekan gencatan senjata dan akan memberikan pengarahan PBB dibagi Dewan Keamanan pada usahanya pada hari Rabu.

Seperti dilaporkan aljazeera.net, Brahimi, yang tiba di Kairo pada hari Selasa (23/10) direncanakan Rabu ini akan bertemu dengan kepala Liga Arab, Nabil al-Arabi untuk membicarakan tentang konflik Suriah tersebut.

Kepala Pasukan Perdamaian PBB, Herve Ladsous, dalam satu kesempatannya juga menyatakan bahwa Pasukan Perdamaian PBB tengah disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya gencatan senjata di Suriah. "Kami siap untuk diturunkan jika diperlukan dan telah diberikan mandat," kata Ladsous. Minimal, pasukan Ladsous tersebut bisa mengamankan selama Idul Adha berlangsung.

Kedua belah pihak yang terlibat konflik tersebut telah memberikan tanggapan tentang usulan Brahimi. Namun sayangnya, komitmen bersama untuk meletakkan senjata selama Hari Raya Idul Adha belum bisa tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement