REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM – Sebuah Pabrik Negara milik Pemerintah Sudan diserang sebuah rudal pada Rabu kemarin (24/10).
Serangan yang menewaskan dua orang tersebut membuat Militer Sudan berang dan mengancam akan membalas.
Sebagaimana dilansir dari Arabnews.com, Menteri Kebudayaan dan Informatika Sudan, Ahmed Osman Bilal, mengatakan bahwa pihaknya tidak meragukan lagi bahwa serangan udara tersebut berasal dari Israel.
Menurut Osman, rudal tersebut terlacak oleh empat radar miliknya. Rudal tersebut dibawa oleh pesawat yang melintas tengah malam pada pukul 21.00 GMT. Bukti tersebut jelas menunjuk pada Israel. Selain itu, bukti juga terdapat pada sisa-sisa bahan peledak di lokasi kejadian.
Selain itu, saksi mata yang menyaksikan kejadian itu mengatakan kepada AFP bahwa pesawat yang membawa rudal tersebut terbang dilangit Sudan sebelum menjatuhkan rudal. Rudal tersebut mengobrak abrik pabrik yang menyebabkan banyak orang terluka.
Militer Sudan segera mengadakan pertemuan darurat pada pukul 20.00 malam hari ini, Kamis (25/10) waktu setempat, sebagai tindak lanjut dari serangan tersebut.
Sementara itu, Kementerian Militer Israel menolak berkomentar atas kejadian ini. Sebelum itu, Kementerian Militer Israel pernah melontarkan tuduhan terhadap Sudan yang mengatakan bahwa Khartoum terlibat dan mempunyai peran besar dalam pemberian senjata untuk pejuang Hamas di Palestina.