REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- kata Pengawas Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) mengungkapkan, Suriah pada Jumat (26/10) dini hari terlihat tenang setelah angkatan bersenjata dan pasukan pemberontak menyepakati untuk melakukan gencatan senjata selama empat hari dalam rangka hari raya Idul Adha.
"Ketenangan terjadi setelah Kamis malam pertempuran yang sengit di seluruh negara," kata pengawas tanpa menyebut identitasnya.
Televisi pemerintah Suriah menunjukkan Presiden Bashar Al-Assad menghadiri doa dan memulai shalat Idul Adha di sebuah masjid di Damaskus pada Jumat pagi. Dia tersenyum dan nampak santai sambil berbincang-bincang dengan jamaah lainnya.
Pengawas mengatakan pertempuran terjadi semalam di seluruh negeri, termasuk di daerah Damaskus, kota bisnis Aleppo dan dekat perbatasan dekat Lebanon.
Gencatan senjata datang atas inisiatif utusan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Liga Arab Lakhdar Brahimi. Baik pemerintah Bashar Al-Assad maupun pasukan pemberontak sepakat untuk meletakkan senjata sementara, tetapi memiliki hak untuk merespon setiap agresi apapun.
Jika gencatan senjata berjalan, hal ini akan menjadi terobosan nyata yang pertama untuk menghentikan konflik selama 19 bulan yang telah menewaskan 35 ribu orang di Suriah, meskipun hanya sementara.