Jumat 26 Oct 2012 14:52 WIB

Rusia: AS Kirim Senjata untuk Pemberontak Suriah

Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berpose di atas tank yang berhasil mereka rebut dari militer Suriah di sebuah desa di Provinsi Idlib, Suriah.
Foto: AP Photo/Edlib News Network ENN
Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berpose di atas tank yang berhasil mereka rebut dari militer Suriah di sebuah desa di Provinsi Idlib, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia mengatakan Amerika Serikat (AS) membantu dan mengoordinasikan pengiriman senjatauntuk pemberontak Suriah.

"Washington mengetahui pengiriman senjata untuk kelompok bersenjata ilegal di Suriah. Dilihat dari pernyataan para pejabat AS di media, AS telah mengoordinasikan dan membantu pengiriman logistik itu," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Kamis (25/10), seperti dikutip Press TV.

Pada Rabu (24/10), komandan militer Rusia mengatakan kelompok bersenjata Suriah memperoleh senjata buatan AS, termasuk rudal anti-pesawat Stinger.

Jenderal Nikolai Makarov mengatakan tidak jelas siapa yang telah menerima senjata tersebut. "Kami mendapat informasi bahwa pemberontak  Suriah memiliki rudal yang ditembakkan dari atas bahu, termasuk rudal Stingers buatan Amerika Serikat," ungkapnya.

"Kita harus tetap mencari tahu apa lagi yang telah dikirim untuk para pemberontak Suriah," kata Jenderal Makarov.

Pejabat senior militer Rusia itu menambahkan kemungkinan pengiriman senjata dan bahan logistik lainnya untuk para pemberontak Suriah dari luar negeri lewat berbagai sarana transportasi.

Penyiar NBC News AS melaporkan pada Juli lalu pemberontak Suriah memperoleh dua lusin sistem pertahanan udara portabel (dikenal sebagai MANPADS) yang dikirim lewat Turki. "Tapi Amerika mengklaim mereka belum mengirim apapun pada pemberontak," kata Jenderal Makarov.

"Kami memiliki informasi terpercaya bahwa pemberontak Suriah memiliki MANPADS buatan luar negeri, termasuk buatan Amerika," katanya lagi.

Suriah telah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011. Damaskus dalang kerusuhan adalah kelompok teroris bersenjata sedangkan oposisi Surah menuduh pasukan keamanan lah yang melakukan pembunuhan.

Pemerintah Suriah mengatakan bahwa kekacauan itu diatur oleh pihak asing karena menurut beberapa laporan, mayoritas anggota teroris bersenjata itu adalah warga negara asing. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement