REPUBLIKA.CO.ID, SITTWE – Blokade jalur masuk ke kamp Muslim Rohingnya kian diperketat aparat keamanan. Penguatan blokade itu ditandai dengan menjadikan Sittway University sebagai barak militer pemerintah.
Padahal, kampus tersebut merupakan jalur satu-satuya menuju kamp Muslim, tepatnya di Se Tha Ma Gyi.
Sumber kami di Sittwe, Jumat (26/10) mengaku sangat sulit memasuki kamp Muslim tersebut. Pemandangan penjagaan aparat keamanan bersenjata lengkap terlihat di setiap sudut kota, bahkan termasuk di hotel di mana para lembaga kemanusiaan dari berbagai negara menginap.
Atas kondisi itu pula, kendaraan sewaan yang biasa disewa sejumlah lembaga kemanusiaaan menolak mengantar mereka ke Se Tha Ma Gyi. “Kami masih ingin hidup,” ucap mereka terus terang.
Perlu di ketahui bahwa lokasi menuju kamp-kamp pengungsian Muslim harus melalui sebuah desa muslim yang bernama Bumay. Desa ini sekitar satu kilometer dari tempat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel milik pemerintah Rakhine State, yang ada di suatu perempatan jalan. Dari perempatan jalan tersebut, desa Bumay terletak di seberang rel kereta api.
Infomasi yang diterima sebelumnya, lokasi menuju desa Bumay ini diblokade oleh massa setempat, padahal jalan itulah satu-satunya yang bisa mencapai kamp Rohingya.
Mereka menghadang jalan, sehingga berbagai barang seperti bahan makanan dan material untuk pembangunan kamp tidak bisa masuk ke area penampungan Muslim. Akibatnya, tidak ada satu pun truk pengangkut barang yang berani masuk ke lokasi kamp Muslim. Massa juga melakukan sweeping terhadap orang-orang yang akan menuju kamp Muslim