REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Gencatan senjata yang didengungkan selama libur Idul Adha 1433 Hijriah di Suriah (Baca: Idul Adha, Suriah Sepakat Gencatan Senjata) tidak berlangsung sesuai rencana. Bentrokan serta ledakan terjadi dan menewaskan sedikitnya tujuh orang pada Jumat (26/10) pagi.
Komando umum Angkatan Darat Suriah menuduh gerilyawan bersenjata berada di belakang sejumlah pelanggaran terhadap gencatan senjata itu.
Di dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh media negara, komando umum Angkatan Darat mengatakan kelompok bersenjata melakukan serangan ke satu pos pemeriksaan militer pada pukul 07.15 waktu setempat (11.15 WIB) di Provinsi Daraa. Mereka juga menyerang empat lokasi militer pada pukul 07.00 waktu setempat (11.00 WIB) di Provinsi Idlib di bagian utara negeri itu.
Pernyataan tersebut juga melaporkan pelanggaran serupa di Provinsi Deir az-Zour di bagian timur, Provinsi Homs di Suriah tengah, dan pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus.
Sejalan dengan hak militer untuk membalas setiap agresi dan kesepakatan gencatan senjata, Angkatan Darat telah menanggapi aksi para penyerang untuk menghadapi mereka.
Namun tepat setelah dikeluarkannya pernyataan militer tersebut, dua bom mobil meledak, masing-masing di Damaskus dan Daraa, sehingga merenggut puluh korban jiwa.
Jumat pagi, protes anti-pemerintah dilancarkan di sejumlah tempat bergolak di Suriah, setelah Shalat Idul Adha, kata beberapa pegiat.