REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA CITY -- Polisi Panama menangkap 202 orang pekan ini karena mereka menjarah banyak toko terkenal di ibu kota negeri itu. Mereka menjarah selama protes terhadap peraturan kontroversial penjualan lahan.
Polisi menyatakan kebanyakan orang yang ikut dalam protes tersebut melakukan penjarahan. Mereka mencuri barang dari toko listik di dekat gedung Dewan Perwakilan Nasional. Demonstran penjarah juga mengobrak-abrik restoran.
Stasiun televisi lokal menayangkan gambar mobil yang rusak dan jendela yang pecah di beberapa gedung kantor. Seorang letnan cedera di Colon dan dua orang lagi dilaporkan cedera di Panama City.
''Sebagian warga mengatakan kekacauan tersebut mengingatkan mereka mengenai penjarahan yang terjadi setelah serbuan AS ke Panama pada 20 Desember 1989,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Ketegangan menyebar sejak Jumat pagi (26/10) ketika beberapa jalan diblokir di Panama City dan Colon. Jalanan diblokir oleh pekerja dari serikat pekerja bangunan yang menentang peraturan penjualan tanah.
Para pekerja menuntut pembatalan peraturan itu. Peraturan yang diusulkan dan disetujui oleh pemerintah bagi penjualan lahan di Zona Perdagangan Bebas Colon (CFTZ) di Atlantik Panama.
Protes terus berlangsung kendati pemerintah pada Jumat mengumumkan peraturan tersebut akan dicabut. Pada Jumat pagi, Presiden Panama Ricardo Martinelli mengatakan melalui akun Twitternya selama kunjungan di Vietnam bahwa ia akan membatalkan peraturan tersebut ketika ia kembali ke negerinya.
''Pemrotes yang menjarah toko akan dipandang sebagai penjahat,'' kata Menteri Kepresidenan Panama, Roberto Henriquez. ''Saya berharap kerusuhan segera berhenti setelah keputusan pemerintah untuk membatalkan peratuan yang memicu protes itu.''