REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia, Julia Gillard mengatakan akan memperkuat hubungan kerja sama dengan negara-negara Asia. Langkah tersebut dilakukan karena melihat kemajuan drastis berbagai bidang di kawasan tersebut.
Menurut dia arah maju teknologi dan peningkatan ekonomi di Asia memaksa pemerintahannya mengevaluasi semua kebijakan yang terkait dengan kawasan. Tentu evaluasi yang dimaksud adalah dorongan untuk membuka kerja sama yang lebih fokus dan matang.
Dia menyebut hasil evaluasi itu berupa rayuan kerjasama, yang disebutnya sebagai Abad Menuju Asia. "Apapun yang dibawa abad ini, akan membawa Asia sebagai puncak kemajuan global. Asia bukan hanya tidak terbendung, melainkan sangat cepat," kata Gillard, seperti dikutip Sidney Herald Morning, Ahad (28/10).
Gillard manakar ada 25 dampak keuntungan bagi Pemerintah Australia jika berhasil mempererat hubungan dengan Asia. Semua terangkum dalam beberapa bidang, seperti kemajuan perdagangan dan ekonomi, pendidikan, budaya dan keterampilan, sekaligus keamanan dan pertahanan regional.
Dampak tersebut taksir dia semakin kentara saat 2025 mendatang. Kerja sama dalam pendidikan menjadi bidang utama yang diharuskan. Gillard mengatakan, semua lembaga pendidikan di Benua Kanguru itu semestinya memiliki kerja sama setidaknya dengan satu lembaga pendidikan di Asia.
Kata dia komunikasi dan bahasa menjadi faktor penting untuk mendukung kerjasama antar benua tersebut. "Semua siswa diharapkan memiliki setidaknya satu akses bahasa prioritas di Asia," kata dia. Gillard memilih untuk memprioritaskan bahasa-bahasa besar di Asia, seperti Indonesia, Mandarin, dan Jepang, sebagai strategi baru pendidikan di negaranya.
Selain pendidikan tentunya persoalan keamanan regional juga menjadi bahan evaluasi kebijakan luar negeri Australia. Mengingat hubungan erat antara Canberra dan Washington membuat banyak negara di Asia gamang melihat peran Australia di Asia, seperti Cina.