REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, pesawat tak berawak yang dapat menghindari radar dan mampu menembus jauh ke dalam wilayah udara Israel bukanlah pesawat udara tak berawak (UAV) Iran yang paling maju.
"Republik Islam Iran saat ini memiliki dan memproduksi pesawat udara tak berawak dengan teknologi yang jauh lebih maju dari drone yang diterbangkan oleh gerakan perlawanan Hizbullah di wilayah udara rezim Zionis," kata Vahidi Ahad (28/10), seperti diberitakan Press TV.
"Teknologi drone Hizbullah buatan Iran bukanlah teknologi terbaru Iran," katanya menambahkan.
Keberhasilan Hizbullah dalam mengirim pesawat terbang di atas wilayah Palestina yang diduduki, lanjut dia, telah menghancurkan reputasi kekuatan delusional rezim Israel. Selain itu merupakan pukulan telak bagi rezim Zionis tersebut.
"Israel selama ini menyebarkan propaganda besar tentang sistem pertahanan udara dan pesawat Iron Dome, namun Hizbullah membuat malu Tel Aviv," ujarnya.
Sistem pertahanan Iron Dome yang dikembangkan Israel untuk melawan rudal balistik jarak pendek itu dibuat dengan dukungan finansial Amerika Serikat.
Pada 14 Oktober, Vahidi menegaskan pesawat tak berawak anti-radar super canggih telah dikembangkan dan di produksi masal Iran.
"Mengingat serangan yang sering dilakukan rezim Zionis ke wilayah udara Libanon, kita melihatnya, adalah hak alami Hizbullah Libanon menerbang pesawatnya di atas wilayah Pendudukan," kata Menteri Pertahanan Iran itu.