Senin 29 Oct 2012 02:02 WIB

Obama Pernah Ajukan Normalisasi Hubungan Iran

Bendera Iran
Bendera Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Benci tapi rindu. Mungkin ungkapan itu tepat ketika melihat hubungan diplomatik antara Iran dengan Amerika Serikat. Sebab, di balik kebencian yang kerap didengungkan negeri Paman Sam tersebut, terbesit asa untuk memperbaiki hubungan yang memang pernah erat sebelum revolusi Iran.

Hasrat itulah yang diungkapkan surat kabar Israel 'Maariv'. Diberitakan, AS pernah menawarkan kembali hubungan diplomatiknya secara penuh dengan Iran. Bahkan, upaya tersebut akan dilakukan dengan pembicaraan langsung dengan Iran. 

"Beberapa bulan setelah Presiden AS Barack Obama telah terpilih pada 2008, ia berusaha memperbaharui hubungan diplomatik secara bertahap dengan Iran, sebuah proses yang menurut media Israel mengarah untuk membangun kembali kedutaan dan hubungan diplomatik penuh," tulis surat kabar itu Ahad (28/10), seperti dikutip Kantor Berita Fars.

"Namun, Iran menolak tawaran Obama pada tahun 2008 tersebut," tulis surat kabar itu mengutip sumber dekat dengan pemerintah AS.

Menurut media itu, Iran menolak tawaran AS, karena Teheran berpikir, normalisasi hubungan dengan Washington berkonsekuensi negatif bagi negara dan melemahkan pemerintah Iran.

Amerika Serikat dan Iran memutuskan hubungan diplomatik pada April 1980, setelah mahasiswa Iran merebut pusat spionase Amerika Serikat di kedutaan besarnya di Teheran. Sejak itu hubungan kedua negara kian tegang.

Pengamat politik meyakini, Amerika Serikat tetap berselisih dengan Iran, terutama independensi dan tumbuh pesatnya teknologi nuklir Teheran, yang berpotensi mengancam hegemoni AS dan menjadi kekuatan dunia dan panutan bagi negara-negara ketiga yang tertindas.

Untuk mengatasi ketakutannya terhadap Iran, Washington berkali-kali menjatuhkan sanksi dan tekanan pada Iran untuk membuat negara itu bertekuk lutut pada AS. Namun, Iran, kini malah menjadi negara yang disegani dan menjadi negara yang kuat dan berdiri diatas kaki sendiri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement