REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan menemukan uji baru untuk mendapati virus penyebab AIDS. Uji terbaru ini 10 kali lebih peka dan lebih murah daripada tes yang selama ini digunakan.
Temuan itu memberikan harapan terhadap peluang pewujudan diagnosa dan pengobatan AIDS. Pengobatan yang lebih baik di negara berkembang.
Tes baru itu menggunakan nano-teknologi untuk memberikan hasil yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang dengan mengubah warna sampel menjadi merah atau biru. Demikian menurut penelitian para ilmuwan Imperial College di London yang diterbitkan dalam jurnal "Nature Nanotechnology".
"Pendekatan kami bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas. Cara ini tidak memerlukan peralatan yang canggih dan sepuluh kali lebih murah," kata Molly Stevens yang memimpin penelitian itu.
Tes-tes HIV sederhana dan cepat sebelumnya yang dapat menganalisis air liur itu hanya dapat mendeteksi virus dengan konsentrasi yang relatif tinggi dalam tubuh.
"Kami akan mampu mendeteksi infeksi bahkan dalam kasus-kasus di mana metode-metode sebelumnya, seperti tes air liur, menunjukkan hasil 'palsu negatif' karena jumlah virus terlalu sedikit untuk terdeteksi," katanya.
Tes ini juga bisa dikonfigurasi ulang untuk mendeteksi penyakit lainnya, seperti sepsis, tuberkulosis dan malaria, kata Stevens. Pengujian tidak hanya penting untuk mendeteksi virus HIV di tahap awal tetapi juga memantau efektivitas pengobatan.
"Sayangnya, metode standar pendeteksian yang ada bisa terlalu mahal untuk diterapkan di belahan dunia di mana sumber daya masih langka," kata Stevens.