REPUBLIKA.CO.ID, Sanksi ekonomi berupa embargo minyak terhadap Iran ternyata tidak hanya dirasakan warga negeri Mullah tersebut. Melainkan juga beberapa negara di dunia yang mengonsumsi ekspor minyak.
Setidaknya peringatan itu datang dari Departemen Energi AS. Menurutnya dampak embargo minyak atas Iran akan memperburuk kondisi yang mengerikan di pasar minyak global dan memperluas kesenjangan antara pasokan dan permintaan.
Peringatan itu disampaikan dalam sebuah laporan Sabtu (27/10) oleh US Department’s Energy Information Administration (EIA), seperti dikutip Islam Times, Senin (29/10). Laporan ini adalah penilaian kelima yang diterbitkan dalam bentuk UU 31 Desember yang membutuhkan AMDAL untuk pembaruan pada kondisi pasar minyak setiap 60 hari.
Pada awal 2012, Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksi baru terhadap minyak Iran dan sektor keuangan. Pada 15 Oktober, para menteri luar negeri Uni Eropa kembali sepakat menjathkan sanksi lain terhadap Iran.
Sanksi ilegal AS yang dikenakan pada Iran, berdasarkan tuduhan tak berdasar, dengan dalih Iran sedang mengejar senjata dalam program energi nuklirnya.