Rabu 31 Oct 2012 08:26 WIB

Dolar AS Melemah, Harga Emas Menanjak

Emas Logam Mulia/Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Emas Logam Mulia/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik tipis pada Selasa (30/10) waktu setempat atau Rabu (31/10) waktu Indonesia. Kenaikan ini disebabkan dolar melemah dan keputusan oleh bank sentral Jepang memperluas langkah-langkah stimulus ekonomi mendorong perdagangan.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 3,4 dolar AS, atau 0,2 persen, menjadi menetap di 1.712,1 dolar AS per troy ons. Untuk perdagangan perak dalam pengiriman Desember naik 7,1 sen, atau 0,22 persen, menjadi ditutup pada 31,816 dolar per ons.

Seperti dilaporkan Xinhua, setelah jatuh dalam dua sesi perdagangan sebelumnya, emas berbalik arah dan mengakhiri hari dengan kenaikan tipis. Karena dampak merugikan dari Badai Sandy, lantai perdagangan di New York Stock Exchange (NYSE) ditutup, tetapi beberapa perdagangan ringan masih dilakukan secara elektronik.

Mendukung kenaikan harga emas adalah berita bahwa bank sentral Jepang (Bank of Japan) memilih untuk memperluas program pembelian aset mereka menjadi 91 triliun yen (sekitar 1,142 miliar dolar AS) dari 80 triliun yen (1,004 miliar dolar AS). Langkah-langkah stimulus ekonomi ini positif untuk logam mulia, karena kekhawatiran inflasi tradisional menyebabkan emas naik.

Emas masih mempertahankan dasar yang kuat dari dukungan kebijakan pelonggaran kuantitatif yang baru-baru ini diambil oleh bank sentral. Pedagang juga tampaknya berpikir bahwa kerusakan luas yang disebabkan oleh Badai Sandy akan mempengaruhi Federal Reserve AS untuk melanjutkan langkah-langkah stimulus.

Sentimen tambahan investor tersebut menyebabkan sedikit penjualan pada dolar, yang selanjutnya mendukung emas. Melemahnya greenback membantu komoditas, karena membuat mereka lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya.

Sementara pasar ekuitas AS tetap tertutup.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement