Rabu 31 Oct 2012 22:31 WIB

Dilema Muslim AS, Antara Obama & Romney

Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney.
Foto: Charlie Neibergall/AP
Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney.

REPUBLIKA.CO.ID, Dukungan Muslim terhadap Obama tahun ini menurun. Tapi tak lantas simpati diberikan besar-besaran kepada  Mitt Romney. Mit Romney memang mendapat tambahan dukungan, meski tak terlalu signifikan, yakni hanya 7 persen. Menurut survei Dewan Hubungan Islam-Amerika yang dirilis 24 Oktober, angka itu meningkat tiga kali lipat daripada 2,2 persen dukungan Muslim terhadap calon GOP 2008, John McCain.

"Muslim butuh kasih sayang kuat, tidak sekedar memanjakan lembut dengan ilusi fantasi-fantasi Islam," ujar Ahmed Vanya, insinyur dari San Jose, California seperti dikutip Huffington Post, Rabu (31/10) . Ia khawatir Muslim tak akan memberi kesempatan adil kepada Romney.

"Banyak Muslim tak bahagia dengan cara yang disodorkan Romney dalam menangani hak-hak sipil." ujar Vanya. "Meski ia mengikuti kebijakan Obama persis, ia akan dipandang lebih buruk oleh Muslim,"

Banyak Muslim Amerika cemas mantan gubernur Massachussetts ini akan terus menerapkan kebijakan keamanan yang mereka sebut tak proposional terhadap umat Islam, seperti yang dialami pada era Bush. Tak dimungkiri, kebijakan luar negeri Bush telah memicu lebih banyak konflik dengan dunia Muslim.

"Cara Romney membahas penumpasan ekstremisme, menunjukkan ia tak paham. Dan itu sangat berbahaya," ujar Ani Zonneveld, presiden Nilai Progresif Muslim berbasis di Los Angeles.

Romney memang dipandang tak secara langsung menggunakan retorika anti-Islam dan yang membakar seperti resep para politisi Republik lain. Namun ketiadaan kecaman dari Romney terhadap retorika itu dan juga penggunaan kata-kata macam 'jihad' dan 'ekstremisme Islam', menurut Muslim AS, menunjukkan Romney tak berbeda jauh dari koleganya.

"Gubernur Romney tidak pernah menentang ini (retorika anti-Islam) dalam kampanye pemilu, jadi mana mungkin ia akan berupaya meminimalkan Islamofobia setelah terpilih?" ujar Iqbal.

Terlepas dari kritik terhadap Obama, Muslim Amerika juga menemukan banyak alasan untuk tetap memilihnya. "Usamah bin Ladin muncul karena tanggung jawab kita, Presiden Bush telah menghancurkan sebuah bangsa berikut rakyatnya," ujar seorang komentator Muslim, Mike Ghouse, di Texas, mengacu terhadap perang Irak.

Berkebalikan, menurut Mike, Presiden Obama bisa mendapatkan tokoh tersebut tanpa kerusakan meluas dan tak ada kerusakan pula terhadap agama dan bangsa Usamah.

Sementara pemilih Muslim memiliki pandangan lebih pragmatis. Meski mereka mungkin tak setuju dengan Romney dan pasangannya Paul Ryan, mereka berpendapat permusuhan tak memberi manfaat bila ternyata GOP--julukan Partai Republik--yang meraih tiket Gedung Putih. Itulah mengapa pendukung Obama, Aziz Poonawalla, merapat ke Ryan di sebuah perkebunan apel di Washington, beberapa pekan lalu.

Ia butuh melihat dan bertemu langsung dengan Muslim Amerika," tulis Poonawalla dalam situs Patheos.com. "(Agar) ia memiliki fakta nyata untuk dibandingkan dengan kartun dan humor yang kerap dibangun politisi GOP mengenai komunitas kami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement