Kamis 01 Nov 2012 11:04 WIB

Badai Sandy Jadi Ajang Celaan Warga Arab

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
  Deretan rumah yang hancur di sepanjang pantai New Jersey setelah diterjang Badai Sandy.  (Reuters)
Deretan rumah yang hancur di sepanjang pantai New Jersey setelah diterjang Badai Sandy. (Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Badai Sandy yang menewaskan lebih dari 100 orang di pantai Timur AS justru menjadi ajang celaan warga Arab. Mereka lontarkan komentar bernada negatif terhadap bencana itu melalui jejaring sosial.

Salah satu akun bernama 'Profesor of Religion' dalam Tweet-nya mengatakan Dunia Arab meminta Tuhan untuk menghancurkan AS dan tidak menyisakan satu pun dari mereka. "Ini karena AS mendukung kekerasan terhadap Muslim," kata dia. 

Di Mesir, salah seorang ulama yang diketahui bernama Wagdy Ghoneim menyatakan badai Sandy merupakan tentara Tuhan yang diturunkan untuk menghukum AS atas tindakannya. Akun Twitter lainnya bahkan menyebut badai Sandy merupakan bencana yang menimpa AS merupakan contoh bencana diturunkan Tuhan kepada kaum Aad.

Merespon tindakan warga Arab tersebut, Mufti Besar Arab Saudi Sheik Abdel Aziz bin Abdullah Al-Sheikh mengutuk sikap tersebut dengan menyebut apa yang dilakukan warga Arab sebagai hal yang arogan. "Ini tidak pantas sehingga harus dihentikan," kata dia seperti dikutip alarabiya.net, Kamis (1/11).

Ulama Saudi lainnya, Salman Al-Qudah mendesak pengguna jejaring sosial menahan diri untuk tidak berkomentar bernada negatif terkait bencana yang menimpa AS. Warga Arab perlu melihat kembali teladan Nabi Muhammad SAW. "Anda harus mengingat pesan Rasulullah," kata dia. 

Sementara itu, mantan anggota parlemen Mesir, Mustafa Al-Nagar mengungkapkan rasa simpatinya terhadap para korban. Ia mendoakan agar diberikan ketabahan. "Jangan tertawakan apa yang terjadi di sini," kata dia.

Penyair Palestina, Mourid Barghouti menilai tidak semua warga AS berniat membunuh Muslim. "Bicara politisi seperti Mubarrak dan Bush adalah satu hal, sedangkan kemanusiaan adalah sesuatu yang lain," pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement