REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 130 orang dilaporkan hilang setelah sebuah kapal yang membawa pengungsi Rohingya dari Birma ke Malaysia tenggelam di wilayah Bangladesh. Mohammad Farhad, seorang inspektur polisi dari Bangladesh, mengatakan enam pengungsi berhasil diselamatkan dari kapal yang tenggelam tersebut, satu di antaranya kini berada dalam tahanan.
"Kapal itu dalam perjalanan secara ilegal menuju Malaysia," ujar Mohammad Farhad kepada AFP, Kamis (1/11), seperti dikutip ABC.
Keenam pengungsi yang berhasil diselamatkan, lanjutnya, diselamatkan oleh nelayan yang melihat mereka setelah kapal pengungsi tersebut meninggalkan desa Sabrang di Bangladesh. Belum benar-benar jelas apakah semua pengungsi yang berada di kapal tersebut anggota kelompok etnik Rohingya.
Selain itu, masih ada informasi yang bertentangan mengenai kapan kapal tersebut tenggelam, dengan laporan dari polisi Bangladesh mengatakan hal tersebut terjadi pada Ahad dini hari.
Sedangkan direktur kelompok advokasi Rohingya 'The Arakan Project', Chris Lewa, mengatakan dia mendengar kabar tragedi tersebut terjadi pada Senin malam hingga Selasa dini hari.
Sejak Juni, ketika kekerasan terjadi antara kaum etnis Rohingya yang mayoritas beragama Islam dengan komunitas penganut agama Buddha di Wilayah Rakhine, Bangladesh telah menolak kedatangan banyak kapal pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan.
Kebijakan penolakan tersebut dikritik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), namun Bangladesh mengatakan negara tersebut sudah kesulitan menangani sekitar 300 ribu pengungsi Rohingya. Banyak pengungsi Rohingya kini berusaha mengungsi ke Malaysia.