Kamis 01 Nov 2012 17:01 WIB

Badai Sandy Bakal Tingkatkan Permintaan Barang ke AS

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Dewi Mardiani
  Deretan rumah yang hancur di sepanjang pantai New Jersey setelah diterjang Badai Sandy.  (Reuters)
Deretan rumah yang hancur di sepanjang pantai New Jersey setelah diterjang Badai Sandy. (Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Dana Reksa Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan musibah Badai Sandy yang menimpa beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) tidak bakal melemahkan nilai ekspor Indonesia ke negeri Paman Sam.

Sebaliknya, tutur Purbaya, mereka bakal lebih memerlukan barang-barang baru dari luar negeri untuk mengganti barang yang rusak. "Artinya kalau ada barang-barang kita yang dipakai di sana, baju, selimut, segala macam, harusnya permintaannya akan kencang karena mereka harus beli baru,"ujar Purbaya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (1/11).

Menurut Purbaya, jalur penerbangan Amerika Serikat saat ini sudah normal seiring dengan berlalunya bencana badai. Sehingga, gangguan ekonomi hanya terjadi pada jangka pendek. Purbaya menjelaskan kondisi bencana di Amerika Serikat berbeda dengan bencana tsunami di Jepang yang disertai dengan radiasi nuklir. Sehingga, ungkapnya, menyebabkan negeri sakura sempat terisolasi.

Sementara di New York dan di New Jersey, ujarnya, tidak ada kendala yang memutus hubungan dengan dunia luar. Sehingga, tidak akan menyulitkan AS untuk melakukan pemulihan. "Bahkan bisa mendatangkan pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement