Jumat 02 Nov 2012 01:09 WIB

Menlu AS: Perbaiki Oposisi Suriah

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Dewi Mardiani
Hillary Rodham Clinton
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Hillary Rodham Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB -- Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mendesak adanya perbaikan kepemimpinan oposisi Suriah. Pihak oposisi diminta bergerak di luar Dewan Nasional Suriah dan memiliki perwakilan atau pemimpin yang akan membawa kemenangan oposisi untuk menggulingkan rezim Bashar Al-Assad.

"Ini tidak bisa menjadi oposisi yang diwakili orang-orang dengan atribut baik tapi dalam banyak kasus belum memasuki Suriah selama 20, 30, 40 tahun. Harus ada perwakilan oposisi dari orang-orang yang berada di garis terdepan pertempuran untuk mendapatkan kebebasan mereka," kata Clinton saat berkunjung ke Kroasia, Kamis (1/11).

Clinton mengatakan, selama ini Dewan Nasional Suriah (SNC) lah yang paling vokal dalam konflik Suriah. Namun mereka berbasis di luar negeri dan tak ikuit dalam peperangan. "Perlu ada oposisi yang bisa berbicara di setiap golongan dan setiap wilayah bagian Suriah. Kita juga membutuhkan oposisi yang akan menentang keras upaya ekstremis untuk membajak revolusi Suriah," ujarnya.

Ke depan, menurut Clinton, SNC dapat menjadi pemimpin oposisi termasuk seluruh pasukan oposisi di Suriah. Pihaknya pun telah merekomendasikan nama dan organisasi yang dipercaya dapat dimasukkan dalam struktur organisasi yang menjadi persatuan Suriah tersebut. Selama beberapa bulan terakhir, menurut Clinton, AS merancang sebuah koalisi oposisi yang kredibel.

Pertemuan pun akan dihelat pekan depan di Qatar untuk memberikan kesempatan pembentukan koalisi tersebut. Anggota senior SNC, Free Syrian Army (FSA) dan kelompok oposisi lain mengakhiri pertemuan di Turki pada hari Rabu (31/10). Mereka pun berjanji akan bersatu dalam sebuah pemerintahan transisi pada beberapa bulan mendatang.

"Selama ini kami terpecah menjadi beberapa divisi sehingga memungkinkan pasukan Assad mencapai titik ini. Kami sekarang bersatu menggulingkan Assad. Setiap orang, termasuk seluruh pasukan oposisi akan bersatu dibawah pemerintahan transisi," ujar seorang komandan oposisi, Ammar Al-Wawi.

Sementara itu mantan militer Suriah yang berpihak kepada oposisi, Mohammad Al-Haj Ali, mengaku pesimistis persatuan koalisi oposisi dapat terbentuk. Ia mengatakan, pihaknya masih menghadapi kesulitan menyatukan antara politisi, kelompok oposisi yang beragam serta pemimpin FSA di lapangan.

Meski demikian, pernyataan Clinton menjadi nafas segar bagi gejolak Suriah. Upaya AS tersebut dinilai menjadi permulaan  sikap aktif AS dalam perang sipil Suriah yang telah berlangsung selama 18 bulan. Sejak perang sipil Suriah mencuat, AS menahan diri mengirim pasukan untuk membantu Suriah. Penahanan diri AS membuat pasukan Al-Qaidah bergabung memperkuat pasukan oposisi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement