Sabtu 03 Nov 2012 15:57 WIB

Pemberontak Libya Akhiri Pengepungan Gedung Parlemen

Bendera Libya
Bendera Libya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan pemberontak Libya, yang memrotes susunan pemerintah baru, mengakhiri pengepungan terhadap gedung majelis nasional pada Jumat setelah mendudukinya lebih dari 24 jam, kata saksi.

Lalu lintas berangsur lancar lagi di jalan menuju parlemen dan hotel terdekat, Rixos, dengan mobil polisi dikerahkan di jalan masuk dan dekat persimpangan. "Mereka pergi pagi ini,dengan tenang dan tanpa masalah," kata seorang polisi yang ditempatkan di salah satu dari pintu ke luar kompleks itu kepada AFP.

Puluhan pria bersenjata mengepung kompleks itu Kamis, memblokir lalu lintas dengan kendaraan-kendaraan yang membawa senjata-senjata berat sebagai satu protes terhadap kabinet bsru yang disetujui parlemen Rabu.

Banyak pemrotes adalah mantan pemberontak yang berperang dalam pemberontakan yang menggulingkan orang kuat negara itu Muammar Gaddafi tahun lalu.

Beberapa kendaraan yang membawa senjata tetap berada di dalam kompleks parlemen Jumat malam. "Kelompok revolusioner menuntut satu pemerintah dari orang-orang yang bebas," tulis satu spanduk. "Anda dipilih untuk melayani rakyat, jangan mengcewakan mereka," kata tulisan dalam spanduk lainnya.

Semua mantan pemberontak itu telah meninggalkan kompleks itu Jumat petang, kata seorang juru foto AFP.

Seorang pejabat parlemen mengatakan para pemrotes setuju membubarkan diri setelah perdana menteri yang ditunjuk Ali Zeidan menerima satu delegasi untuk mendengar keluhan-keluhan mereka menyangkut pemilihan anggota kabinetnya. "Mereka bertemu dengan perdana menteri Al Zeidan kemarin dan meminta dia mengganti beberapa menteri," katanya.

Unjuk kekuatan oleh mantan prmberontak, sejumlah dari mereka kini berada dalsm satuan-satuan yang berada dibawah komando pemerintah, menyoroti situasi keamanan yang goyah negara yaag masih dibanjiri senjata lebih dari setahun setelah kematian Gaddafi, dan masih kekurangan tentara yang kuat atau pasukan polisi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement