Ahad 04 Nov 2012 00:39 WIB

PBB: Oposisi Suriah terlibat 'Kejahatan Perang'

Kubu oposisi mengelilingi tentara pemerintah Suriah yang sudah tewas setelah penembakan. Rekaman video ini beredar di laman media sosial pada Kamis lalu (1/11).
Foto: Reuters/rekaman amatir lewat TV Reuters
Kubu oposisi mengelilingi tentara pemerintah Suriah yang sudah tewas setelah penembakan. Rekaman video ini beredar di laman media sosial pada Kamis lalu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GENEWA – Sebuah rekaman video memberi indikasi bahwa kubu anti pemerintah Suriah melakukan kejahatan perang. Pasalnya, video amatir itu menunjukkan mereka membunuh pata tentara pemerintah Suriah yang sudah menyerah. 

“Kami akan memeriksanya dengan hati-hati,” kata juru bicara badan hak asasi manusia PBB, Rupert Colville, Jumat. 

Namun, Colville mengakui bahwa akan sulit sekali untuk mengidentifikasi para pelaku serta mengetahui lokasi rekaman video tersebut. “Namun dugaan kuat kami adalah bahwa para tentara (pemerintah) ini bukan lagi pihak yang berperang. Karena itu, pada saat ini kelihatannya aksi mereka (oposisi -Red) kembali melakukan aksi kejahatan perang,” lanjut Colville. 

Rekaman video yang kontroversial itu telah ditayangkan secara luas ke seluruh dunia. Tak pelak, rekaman ini menjadi tamparan tersendiri terhadap citra pihak oposisi dan menjadi hal memalukan di hadapan para pendukung mereka di luar negeri.

Kubu oposisi yang anti Preside Bashar al Assad dilaporkan membunuh 28 tentara pemerintah pada Kamis lalu lewat serangan di sekitar Saraqeb. Menurut video tersebut, beberapa tentara pemerintah itu ditembak hanya sesaat setelah mereka menyerah. 

Namun, para pelaku memaki dan menyebut mereka “Anjingnya Assad”. Akhirnya mereka memberondongkan senapan kepada tubuh para tentara yang saat itu terbaring di tanah.

“Sangat disayangkan bahwa rekaman ini bisa jadi rententan dari eksekusi lainnya yang terdokumentasi dan dilakukan kubu oposisi seperti halnya yang dilakukan pasukan pemerintah serta pendukungnya seperti shabbiha (milisi pro pemerintah),” kata Colville.

“Setahun yang lalu, laporan mengenai kekerasan dan tindakan berlebihan oleh pasukan oposisi hanya beberapa kejadian saja dan jarang. Namun, menjelang akhir 2011 dan tahun ini semakin meningkat, banyak kejadian seperti ini,” lanjut dia. 

Saat ini diperkirakan lebih dari 32 ribu orang tewas sejak protes anti Assad merebak pertama kalinya 19 bulan silam. Protes itu kemudian beralih menjadi perang saudara habis-habisan, seiring dikerahkannya artileri dan serangan udara oleh kubu Assad. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement