Ahad 04 Nov 2012 19:11 WIB

PM Italia Lakukan Kunjungan Mendadak ke Afghanistan

Perdana Menteri Italia Mario Monti
Foto: cbc.ca
Perdana Menteri Italia Mario Monti

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perdana Menteri Italia Mario Monti melakukan kunjungan mendadak ke Afghanistan pada Minggu untuk menemui tentaranya dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Hamid Karzai, kata kantor berita Italia Ansa.

Ia mengunjungi satuan Italia pimpinan pakta pertahanan Atlantik utara NATO di markas mereka di propinsi Herat, Afghanistan barat, sebelum menuju Kabul untuk menemui Karzai, pertemuan pertama mereka sejak Januari, ketika presiden Afghanistan itu berada di Roma.

Italia mengurangi keterlibatannya dalam perang di Afghanistan dan berencana menarik 4.000 tentaranya, yang merupakan bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) NATO pimpinan Amerika Serikat, pada akhir 2014.

Limapuluh dua tentara Italia tewas dalam perang 11 tahun itu, kata hitungan kantor berita Prancis AFP.

NATO memiliki lebih dari 100.000 tentara di Afghanistan mendukung pemerintah Karzai terhadap perlawanan gigih pimpinan pejuang Taliban dan pengamat memperkirakan pasukan keamanan Afghanistan akan mendapat tekanan keras bila tak dibantu.

Pengulas penting Afghanistan ICG, Candace Rondeaux, menyatakan ada bahaya nyata bahwa penguasa di Kabul dapat runtuh sesudah penarikan NATO, dengan menyatakan jendela untuk perbaikan menutup dengan cepat.

Laporan itu menyatakan negara tersebut di jalur penipuan pemilihan umum, yang dapat melemahkan harapan tersisa sedikit untuk ketenangan setelah pemerintah Afghanistan mengambil tanggung jawab penuh atas keamanan dari pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat.

Serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 7 Oktober 2001 untuk menggulingkan pemerintah Taliban, yang dituduh menyembunyikan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin setelah serangan 11 September di New York dan Washington.

Taliban dengan cepat kalah, namun melancarkan perlawanan dan kian kuat selama bertahun-tahun hingga NATO mengerahkan sekitar 130.000 tentara dari 50 negara membela pemerintah dukungan Barat Presiden Hamid Karzai.

Pemerintah Afghanistan akan runtuh dan gerilyawan Taliban kemungkinan merebut kembali kekuasaan setelah Amerika Serikat dan NATO menarik pasukan mereka pada 2014, kata sarjana terhormat antarbangsa memperkirakan.

Penarikan pasukan asing dalam beberapa hal memperburuk negara itu daripada sebelum serbuan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan Taliban pada hampir 11 tahun lalu, kata pakar Afghanistan Gilles Dorronsoro dari Carnegie Endowment for International Peace.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement