Senin 05 Nov 2012 08:23 WIB

Rencana Inggris Naikkan Harga Miras Ditentang AWS

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Karta Raharja Ucu
Remaja puteri Inggris yang mabuk miras di pinggir jalan, ilustrasi
Foto: Guardian
Remaja puteri Inggris yang mabuk miras di pinggir jalan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rencana Pemerintah Inggris yang ingin menaikkan harga minuman keras ditolak Asosiasi Whisky Skotlandia (AWS). Produsen anggur Uni Eropa juga prihatin jika rencana tersebut direalisasikan.

Asosiasi Whisky Skotlandia terdiri dari pelaku industri ritel minuman keras, seperti Johnnie Walker, Pernod Richard's Chivas Regal and Edrington, dan the Home of Famous Grouse. Sementara produsen anggur Uni Eropa menilai kebijakan itu akan berimbas terhadap ekspor mereka ke Inggris.

Rencana Pemerintah Inggris menaikkan harga miras menyusul tingginya jumlah pemabuk yang membuat tingkat kejahatan meroket. Kepala Eksekutif Operator Pub dan Bir Greene King, Rooney Anand, yang mendukung rencana itu mengatakan harga alkohol di supermarket menjadi sorotan.

Soalnya, supermarket membiarkan remaja yang belum cukup umur membeli bir dengan mudah. Berbeda dengan pub yang membatasi konsumen berdasarkan usia. (baca: Perangi Pemabuk, Inggris Naikkan Harga Miras).

Pendapat lain datang dari the Candid Chairman of JD Wetherspoon, Tim Martin. Menurutnya, intinya adalah kesetaraan pajak antara minuman keras yang dijual di supermarket dengan yang dijual di pub.

"Menaikkan harga minuman keras tak berefek positif langsung pada masalah. Lebih baik meningkatkan pajak di supermarket," ujarnya seperti disadur dari the Guardian.

sumber : the Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement