REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perubahan iklim menjadi salah satu persoalan serius yang disoroti Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Ia menilai perubahan iklim penting ditangani sesegera mungkin.
Karenanya, Obama mencatat pemerintahannya telah mengambil beberapa langkah dalam beberapa tahun terakhir untuk mengurangi emisi karbon. Ia mencontohkan tindakan menggandakan standar efisiensi bahan bakar pada mobil dan truk. Standar bahan bakar untuk keduanya naik untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir.
Obama juga menggandakan pemanfaatan energi terbarukan, seperti angin, surya, dan bahan bakar nabati. Tindakan ini dinilainya akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, khususnya untuk pembangkit listrik.
Wali Kota New York, Michael Bloomberg yang mendukung Obama, menilai perhatian Obama terhadap lingkungan sudah bagus. "Kita perlu kepemimpinan Gedung Putih seperti beliau. Presiden Barack Obama telah mengambil langkah besar mengurangi karbon," ujar Bloomberg seperti disadur dari MTV News.
Obama berjanji akan meningkatkan efisiensi energi di bangunan dan gedung-gedung tinggi AS. Menurutnya, jika AS bisa memiliki efisiensi energi yang sama seperti Jepang, maka AS bisa menghemat penggunaan energi mencapai 20 persen.
Jika itu bisa dilakukan, maka AS bisa memenuhi target menurunkan emisi karbonnya hingga 17 persen, sesuai kesepakatan dalam Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen pada 2009 lalu.(baca: Obama: Kita Belum Beres Atasi Perubahan Iklim).