REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH — Kerajaan Arab Saudi dan Prancis sepakat untuk terus mendukung perjuangan yang dilakukan oposisi Suriah demi menggulingkan Presiden Bashar Al Assad. Kesepakatan itu merupakan hasil dari pertemuan antara Pemimpin Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz dengan Presiden Prancis Francois Hollande, Ahad (4/11) kemarin.
"Kami mengharapkan oposisi di Suriah dapat membentuk transisi sistem pemerintahan secepatnya," kata Hollande dalam konferensi pers yang diadakan di Bandara Internasional King Abdul Aziz, seperti diberitakan Arabnews.com.
"Masyarakat Suriah harus dimpimpin oleh pemerintahan yang dipilih secara demokratis untuk menghindari kekacauan selanjutnya. Para oposisi Suriah juga harus mengorganisir perjuangan mereka agar mendapatkan dukungan dan legitimasi dari pihak internasional. Sebab, persoalan yang dihadapi Suriah saat ini telah menyita perhatian besar masyarakat dunia," tuturnya.
Kunjungan Hollande ke Jeddah berlangsung sekitar empat jam. Selain membahas Suriah, Hollande juga menyinggung program nuklir yang sedang dijalankan Iran. "Kami telah bersepakat, ambisi Iran untuk mengembangkan senjata nuklirnya merupakan ancaman bagi seluruh dunia," jelas Hollande.
"Kami juga bersepakat, sanksi tegas harus diberlakukan kepada Iran untuk mencegah mereka melanjutkan program senjata nuklir tersebut. Kami masih yakin bisa membicarakan hal ini dengan berdialog, jika mereka (Iran) memang terbukti jujur?" pungkas Holande.