Senin 05 Nov 2012 17:49 WIB

Diguncang Tuduhan Korupsi, Wen Jiabao Diinvestigasi Partai Komunis

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Naoto Kan (kanan) bertemu dengan Wen Jibao saat dia masih sebagai Menteri keuangan Jepang
Foto: AP
Naoto Kan (kanan) bertemu dengan Wen Jibao saat dia masih sebagai Menteri keuangan Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Partai Komunis berkuasa di Cina tengah memulai penyelidikan internal terhadap kekayaan Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao. Penyidikan tersebut menyusul tuduhan New York Times yang menyebutkan keluarga Jiabao memiliki harta tersembunyi sebanyak USD 2,7 miliar atau sekitar Rp 27 triliun.

South China Morning Post (SCMP) mengabarkan pada Senin (5/10), Partai Komunis telah mengerahkan penyelidik terkait laporan New York Times atas kekayaan Wen. Namun perdana menteri yang telah menjabat 10 tahun tersebut sebelumnya telah meminta penyidikanTetap Politburo (PSC), badan yang terdiri dari pimpinan tertinggi Partai Komunis Cina.

Jibao yang termasuk anggota PSC tersebut bermaksud membersihkan namanya. "Komite telah sepakat memenuhi permintaannya (Wen)," tulis SCMP.

Analis mengatakan, permintaan Wen untuk penyelidikan tersebut menunjukan keberanian perdana menteri menggunakan kesempatan untuk mendorong hukum "Sinar Matahari" yang lama terkatung. Dengan hukum tersebut akan memungkinkan terbukanya informasi publik terkait aset keluarga para pejabat senior negara.

Meski demikian, pakar hukum Universitas Peking, He Weifang mengaku ragu para pemimpin senior dapat mengungkap publikasi tersebut. Meski Wen ingin mengungkap asetnya, namun para pemimpin lain belum tentu menyetujuinya.

"Bahkan jika Wen ingin mengungkap asetnya, saya tidak berpikir para pemimpin senior lain yang mungkin juga memiliki harta tersembunyi, akan mengizinkan Wen melakukannya (mengungkap aset), mengingat dampak sosial yang akan meledak akibat hal tersebut," tuturnya.

Laporan yang dilansir 26 Oktober lalu oleh NYT tersebut menunjukkan lonjakan kekayaan keluarga Wen sejak Wen menjabat Wakil Perdana Menteri pada tahun 1998. Tercatat aset tersembunyi tersebut mencapai USD 2,7 miliar atau sekitar Rp 27 triliun. Atas laporan tersebut, Cina telah memblokir situs New York Times.

Lebih rinci, laporan NYT menyebutkan ibu Wen, Yang Zhiyun dilaporkan memiliki investasi di perusahaan Ping An sebesar USD 120 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun. Padahal, Yang tidak memiliki pendapatan selain uang pensiun.

Wen Jiabao menjabat sebagai wakil perdana menteri Cina sejak 1998. Kemudian di tahun 2003, ia diangkat menjadi perdana menteri. Setelah sepuluh tahun jabatannya, Wen dijadwalkan mundur dan akan memberikan kepada pemerintahan transisi pada 8 November. Selama ini, Wen dikenal warganya sebagai pemimpin yang sangat memperhatikan rakyat kecil. Wen terkenal sebagai tokoh populer yang bersahaja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement