Selasa 06 Nov 2012 06:28 WIB

Dua Tentara Arab Saudi Tewas di Tangan Alqaidah

REPUBLIKA.CO.ID, MILITAN AL QAIDA TEMBAK MATI DUA PRAJURIT ARAB SAUDI

RIYADH -- Terduga militan Al Qaida menembak mati dua prajurit Arab Saudi dalam bentrokan Senin (5/11) ketika mereka berusaha menerobos perbatasan negara kerajaan itu menuju Yaman, kata kementerian dalam negeri.

Sepuluh militan Saudi yang dibebaskan dari penjara belum lama ini dan seorang warga Yaman ditangkap setelah mereka menyerang pasukan patroli perbatasan dan membunuh dua prajurit, kata kementerian itu.

"Pasukan keamanan berhasil mengejar para penyerang ketika mereka berusaha menyeberangi perbatasan Saudi menuju wilayah Yaman," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan Kantor Berita SPA.

Empat orang bersenjata juga cedera dalam insiden itu, tambah pernyataan tersebut. Menurut kementerian itu, kelompok orang bersenjata tersebut menyerang pasukan patroli itu pada saat fajar di zona Sharura di daerah baratdaya, Najran.

"Mereka semua yang ditangkap, termasuk (militan) Saudi, sudah pernah ditangkap sebelumnya karena memiliki hubungan dengan kelompok yang menyimpang," kata kementerian itu, menggunakan istilah yang biasanya ditujukan pada Alqaidah.

Pernyataan itu menambahkan, kelompok orang itu "dibebaskan belum lama ini" dari penjara. Setelah gelombang serangan mematikan di Arab Saudi oleh Al Qaida antara 2003 dan 2006, pihak berwenang melakukan operasi penumpasan terhadap cabang lokal dari jaringan itu.

Banyak militan Saudi melarikan diri ke Yaman, dimana gerilyawan garis keras yang menyatukan diri lagi membentuk Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP). AQAP dianggap kalangan Barat sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global Alqaidah.

Militan Alqaidah memperkuat keberadaan mereka di wilayah Yaman selatan dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei berhasil menghalau militan Alqaidah dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, ratusan orang yang mencakup anggota Alqaidah, prajurit, militan lokal pro-militer dan warga sipil tewas.

Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11 terduga anggota Alqaidah.

Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin Alqaidah Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.

Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang. Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa.

Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.

AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak berawak terhadap Alqaidah di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat perang melawan teror.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Alqaidah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement