Selasa 06 Nov 2012 19:10 WIB

Obama Unggul di TPS Pertama

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
  Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney usai debat capres di Lynn University, Selasa (23/10).
Foto: Pablo Martinez Monsivais/AP
Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney usai debat capres di Lynn University, Selasa (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW HAMPSHIRE -- Warga dari dua pedasaan kecil di sebelah utara New Hampsire berjalan menuju tempat pemungutan suara (TPS). Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) telah dimulai, Selasa (6/11) tepat pukul 00.00 waktu setempat, atau pukul 16.00 waktu Indonesia.

Di sebuah TPS Balsams Grand Resort Hotel, di Desa Dixville Notch, baru tampak sepuluh pemilih yang akan memberikan suaranya. Semuanya menggunakan aksesoris penanda siapa yang akan dipilihnya. ABC News mengatakan, masing-masing lima suara akan diperuntukan untuk dua kandidat presiden.

Di TPS lain, di Hart's Location, antusisme pemilih cukup tinggi. Sekitar lima menit 42 detik setelah TPS dibuka, pemilih sudah menampakkan hasil, tercatat sudah 33 pemilih yang menentukan hak suaranya.

Huffington Post mengatakan, Presiden Barack Obama berhasil memimpin dengan perolehan 23 suara, meninggalkan Mitt Romney dengan perolehan sembilan suara. Padahal petugas TPS baru membuka bilik pemungutan lima menit petugas memulai pemungutan suara.

Tanner Tillotson, pemilih berusia 24 tahun, mengaku telah memilih capres petahana. Dia yakin atas pilihannya dan mengharapkan agar para pemilih memberikan hak pilihnya. "Saya berharap ini akan menginspirasi pemilih lainnya untuk keluar dan memilih," kata dia.

 

New Hampshire adalah satu dari delapan negara bagian yang berstatus suara mengambang, (swing state) yang dapat memberikan 3 suara elektoral kepada masing-masing kandidat. Pada pemilihan 2008, saat yang mempertemukan Obama dan George Bush, Partai Demokrat berhasil menangkal kemenangan Partai Republik. Namun kemenangan tersebut adalah pertama kali bagi kelompok liberal dalam 40 tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement