REPUBLIKA.CO.ID, TACOMA, WASHINGTON - Jaksa di Tacoma, Washington, Amerika Serikat menyatakan akan mengenakan hukuman mati kepada tentara Amerika Serikat tertuduh pembunuh 16 warga desa Afghanistan ketika ia keluar dari markasnya untuk dua balas dendam akibat mabuk pada awal 2012.
Jaksa pemimpin, Letnan Kolonel Jay Morse, Senin (6/11) mengatakan kepada sidang pendahuluan bahwa ia akan memberikan bukti rencana mengerikan Sersan Robert Bales, veteran berbintang jasa dari empat tugas tempur di Irak dan Afghanistan.
Penembakan atas kebanyakan perempuan dan anak-anak di propinsi Kandahar, Afghanistan, pada Maret itu menandai perkara terburuk pembantaian warga oleh tentara Amerika Serikat sejak Perang Vietnam dan kian mengikis hubungan tegang Amerika Serikat-Afghanistan setelah lebih dari satu dasawarsa kemelut di negara itu.
Bales menghadapi 16 tuduhan pembunuhan berencana dan enam tuduhan percobaan pembunuhan serta tuduhan penyerangan dan kepemilikan serta penggunaan tidak sah steroid dan alkohol saat ditugaskan. Morse menyatakan mengajukan 'rujukan mati' dalam perkara itu, dengan meminta Bales dihukum jika terbukti bersalah.
Sidang di markas gabungan Lewis-McChord di negara bagian Washington itu diperkirakan berlangsung dua pekan dan termasuk keterangan saksi dari Afghanistan lewat video langsung, termasuk kesaksian dari warga desa dan tentara Afghanistan.
Pada akhirnya, komandan tentara akan memutuskan apakah bukti cukup untuk Bales diadili mahkamah tentara. Bales, mengenakan seragam samaran Angkatan Darat dengan kepalanya gundul, memeluk istrinya di pengadilan sebelum sidang dimulai. Ia kemudian duduk diam mengikuuti sidang dari meja terdakwa saat Morse meringkas tuduhan jaksa dari peristiwa 10-11 Maret itu.
Menurut Morse, Bales minum dengan dua rekan tentara sebelum meninggalkan markasnya, Camp Belambay, dan pergi ke desa tempat ia melakukan pembunuhan pertama.
Morse menyatakan Bales kemudian kembali ke markasnya dan mengatakan kepada sobat minumnya, Sersan Jason McLaughlin, "Saya baru saja menembak beberapa orang," sebelum berangkat ke desa kedua dan membantai lagi. Morse menyebut tindakan Bales disengaja, tertata.
Menurut McLaughlin, Bales memintanya mencium senapannya dan berkata "Saya akan kembali pada pukul 5 (pagi)". McLaughlin menyatakan berpikir Bales tidak sungguh-sunggguh dan tidak terlalu memikirkannya, kembali tidur untuk tugas jaga, yang dimulai pada pukul 03.00.
Jaksa menunjukkan video diambil dengan kamera malam dari balon intai di markas itu, yang ??menunjukkan sosok mereka kenali sebagai Bales berjalan kembali ke pos mengenakan sprei biru tua atau karpet di lehernya seperti jubah.
Ia terlihat berhadapan dengan tiga tentara, termasuk dua yang jaksa katakan teman minumnya, yang memerintahkannya meletakkan senjata dan menahannya saat ia terdengar mengatakan, "Apakah kamu mencandai saya? "Salah satu dari ketiganya, Kopral David Godwin, bersaksi bahwa Bales terus mengulangi kalimat "Saya pikir saya melakukan hal benar" dan "Itu buruk. Itu buruk. Itu benar-benar buruk". Beberapa saksi menyatakan celana Bales terciprat darah dan tampak seperti hantu.
Godwin menceritakan bahwa ia, Bales dan McLaughlin minum wiski bersama di kamar McLaughlin sambil menonton film Hollywood 'Man on Fire', yang bintangnya Denzel Washington menjadi mantan pembunuh dan membalas dendam.
Beberapa saksi dari markas itu menyatakan Bales dirugikan atas kekurangan tindakan terhadap serangan peledak rakitan atas ronda di dekat markas itu beberapa hari sebelumnya, saat satu tentara Amerika Serikat kehilangan bagian bawah kakinya.
Jaksa menyatakan Bales bersenjata senapan, pistol dan peluncur granat pada malam tersebut, serta bahwa pembunuhan itu berlangsung lebih dari lima jam di dua desa. Korban tewas termasuk anggota empat keluarga, sebagian besar ditembak kepalanya.
Ketika Bales kembali ke markas itu dan menyerahkan senjatanya, ia dibawa ke Kapten Daniel Fields, pemimpin regu, di pusat komando markas itu. "Apa yang terjadi?" kata Fields bertanya kepada Bales. Ia menyatakan Bales menghindari kontak mata dan hanya mengatakan, "Saya minta maaf. Saya mengecewakan Anda."
Bales, yang diperkirakan tidak bersaksi dalam yang disebut sidang Pasal 32 itu, disekap di penjara tentara di Kansas sejak Maret hingga dipindahkan pada Oktober ke Lewis-McChord, markas resimen infanterinya.
John Henry Browne, pengacara sipil Bales, menyatakan Bales mungkin tidak bertindak sendiri dan mungkin menderita penyimpangan tekanan pasca-traumatik.
Istri Bales, Kari, kepada cabang setempat NBC, KING5-TV, sebelum sidang Senin itu menyatakan percaya ia tidak bersalah, karena pembantaian warga tak berdosa itu tidak dilakukan suaminya. "Itu bukan Bob yang saya tahu."
Penembakan itu menyoroti masalah disiplin di kalangan tentara Amerika Serikat dari Lewis-McChord, yang juga markas empat prajurit bekas Brigade Stryker V, yang terbukti atau mengaku bersalah atas pembunuhan atau pembantaian lebih dari tiga warga Afghanistan tak bersenjata pada 2010.