REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Menteri Luar Negeri Italia Giulio Terzi pada Selasa tiba di Tripoli untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan pihak berwenang Libya, yang pertama kali dipilih sejak penggulingan orang kuat Muamar Qaddafi.
Terzi di bandar udara internasional Meitiga disambut timpalannya, Menteri Luar Negeri Libya Mohammed Abdel Aziz, kata saksi. Dia dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan dengan kepala Majelis Nasional Mohammed Megaryef dan Perdana Menteri terpilih Ali Zeidan, yang 30-anggota kabinetnya dijadwalkan akan dilantik pada Kamis.
Kunjungan Terzi terjadi sehari setelah pengadilan pidana di Roma memerintahkan melepaskan lebih dari satu miliar euro aset Libya yang dibekukan sejak Maret.
Pengadilan memutuskan bahwa saham Libya Investment Authority (LIA) di perusahaan kedirgantaraan raksasa Finmeccanica dan UniCredit Bank dicairkan, kata Ketua LIA Mohsen Derregia, seperti dikutip oleh kantor berita Italia Ansa dan RadioCor.
LIA, satu lembaga kekayaan berdaulat yang dikelola pemerintah dan perusahaan induk berbasis di Tripoli, menjadi pilar keuangan utama rezim Gaddafi. Lembaga ini dibentuk pada 2006 untuk investasi cadangan valuta asing Libya yang kaya minyak dan diversifikasi sumber pendapatan dari sumber daya alam (SDA).
Aset-aset di Italia dibekukan atas permintaan Pengadilan Pidana Internasional sebagai bagian dari penyelidikan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh mendiang orang kuat Libya itu dan lingkaran dalamnya. Di bawah Qaddafi, Libya sebentar memegang saham tunggal terbesar di UniCredit.
Libya adalah bekas koloni Italia dan Italia adalah salah satu negara tujuan investasi asing tertingginya serta menjadi salah satu mitra dagang puncaknya. Italia juga memainkan peran penting dalam konflik untuk mengusir Qaddafi tahun lalu, dan bertindak sebagai pangkalan untuk serangan udara NATO.
Qaddafi digulingkan oleh NATO yang mendukung pemberontak pada Agustus 2011. Dia bersembunyi namun ditemukan dan dibunuh dua bulan kemudian oleh massa yang marah.