Rabu 07 Nov 2012 12:54 WIB

Pilpres AS, Ketatnya Sejarah Persaingan Antarkandidat

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: M Irwan Ariefyanto
p
Foto: news.discovery.com
p

REPUBLIKA.CO.ID,Pertarungan pemilihan presiden antara calon Partai Demokrat Presiden Barack Obama dan penantangnya dari Partai Republik Mitt Romney memang berlangsung sengit. Di AS, kemenangan satu calon tidak ditentukan dengan berdasarkan suara terbanyak, tetapi melalui suara Electoral College yang diperoleh masing-masing kandidat.

Seorang kandidat membutuhkan 270 dari 538 Electoral College jika ingin memenangkan pemilihan.

Elektoral terdiri atas keanggotaan DPR AS 435, keanggotaan senat 100, dan tambahan tiga elektor dari distrik Kolombia. Jumlah elektoral per negara bagian adalah jumlah penduduknya. Dengan demikian, mereka yang memiliki suara terbanyak belum tentu memenangi pemilihan, seandainya raihan elektoralnya kecil.

Seperti pada 2000 ketika George W Bush mengalahkan Al Gore yang mempunyai suara lebih besar. Dalam sejarah pemilihan presiden di AS, terdapat sejumlah pertarungan sengit antara kandidat Partai Republik dan Partai Demokrat. BBC mengungkapkan lima persaingan kandidat dengan perbedaan suara tipis.

Pertama, yakni pada 1916 antara Woodrow Wilson (Demokrat) dan Charles Hughes (Republik). Pemilihan terjadi di saat berkecamuknya Perang Dunia I di Eropa. Janji Woodrow Wilson agar AS tetap netral sangat populer di kalangan rakyat Amerika. Wilson akhirnya memenangkan pemilihan dan mengamankan jabatan periode keduanya dengan raihan suara 9,12 juta dan raihan suara elektoral 277 berbanding 254.

Pada 1960, pertarungan sengit juga terjadi antara John F Kennedy (Demokrat ) dan Richard Nixon (Republik). Persaingan keduanya merupakan salah satu yang paling ketat sepanjang sejarah pemilihan AS. Saat itu John Kennedy mendapatkan suara 49,7 persen dibandingkan Nixon 49,6 persen. Sementara itu, secara elektoral Kennedy unggul 303 berbanding 219. Kemenangan Kennedy tak terlepas dari kepercayaan diri dan kekharismatikannya saat berdebat dan berpidato.

Pertarungan ketat juga terjadi pada 1976 antara Jimmy Carter dan Gerald Ford. Saat itu Carter yang berasal dari Partai Demokrat berhasil unggul dengan 50,1 persen suara. Carter mendapatkan 297 suara elektoral. Sementara Gerald Ford hanya mendapatkan 48 persen dengan raihan 240 suara elektoral.

Sementara itu, pemilihan tahun 2000 juga tak terlupakan. Saat itu kursi Gedung Putih diperebutkan antara George W Bush (Republik) dan kandidat Partai Demokrat Al Gore. Al Gore berhasil memperoleh suara terbanyak dengan 48,38 persen suara. Unggul dari Bush yang hanya meraih 47,87 persen.

Meski demikian, Bush yang merupakan mantan gubernur Texas berhasil mendapatkan suara elektoral lebih besar, yakni 271 suara, dibandingkan Al Gore 266 suara elektoral. Kemenangan Bush tak terlepas dari perintah Mahkamah Agung untuk menghitung ulang suara di Florida.

Bush unggul tipis dengan 537 suara dari total 6 juta pemilih. Kemenangannya membuat ia memperoleh tambahan 25 suara elektoral. Terakhir, yakni persaingan antara George W Bush dan John Kerry pada 2004.

Bush berhasil unggul dengan 50,7 persen berbanding 48,3 persen suara yang diraih Kerry. Bush juga unggul mutlak dengan perolehan 286 suara elektoral. Bush menang karena isu keamanan nasional.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement