Rabu 07 Nov 2012 14:39 WIB

Apa Dampak Kemenangan Obama pada Ekonomi Indonesia?

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Presiden Barack Obama menyampaikan pidato kemenangan di depan para pendukungnya di Chicago, Rabu (7/11). (AP/M. Spencer Green)
Presiden Barack Obama menyampaikan pidato kemenangan di depan para pendukungnya di Chicago, Rabu (7/11). (AP/M. Spencer Green)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA  --  Kemenangan Barack Obama dari lawannya, Mitt Romney, pada pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) dinilai akan tetap positif bagi ekonomi Indonesia. Namun, dampak positif tersebut akan tergantung dari penyelesaian masalah jurang fiskal (fiscal cliff) di ekonomi domestik AS.

Dampak positif kemenangan Obama pada ekonomi Indonesia merupakan perluasan dari perbaikan pasar keuangan global. Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan ASmenghadapi permasalahan jurang fiskal yang diharapkan bisa selesai pada akhir tahun ini atau paling lambat awal 2013.

“Bagaimana isu fiscal cliff itu bisa diselesaikan akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan, itu isu utama yang kita tunggu, “ ujar Perry di Jakarta, Rabu (7/11). 

Jurang fiskal di ekonomi AS disebabkan dua isu fiskal yang menentukan arah ekonomi AS. Pertama, terkait kelanjutan penghematan keuangan (spending cut). Selama ini, pemerintah AS berkomitmen untuk mengurangi pengeluaran agar defisit keuangan berkurang. 

Isu kedua terkait insentif pajak untuk stimulus fiskal. Kebijakan pemotongan pajak dari pemerintahan masa George W Bush akan berakhir tahun ini. Ekonomi AS akan menghadapi kenaikan tarif pajak. 

Postur fiskal AS, kata Perry, akan ditentukan kelanjutan kedua kebijakan keuangan tersebut. "Apakah kebijakan itu mengarah pada sustainable (berlanjut) atau tidak akan menentukan financing (keuangan) AS dan dampaknya nanti ke ekonomi global," ujar Perry. 

Perry memprediksi pemerintahan Obama akan menghadapi tarik ulur dalam negosiasi dengan Partai Republik. Tarik ulur tersebut diperkirakan berlangsung hingga awal 2013. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi AS tahun ini diprediksi masih lebih baik dari perkiraan di kisaran 2 persen sampai 2,1 persen.

Dampak ekonomi AS di pasar keuangan global kemungkinan juga berasal dari kebijakan pelonggaran moneter atau quantitative easing yang ketiga. Pertumbuhan ekonomi yang positif ditambah lonjakan likuiditas dolar diperkirakan membawa sentiment positif di pasar keuangan.

Perbaikan ekonomi global tersebut kemudian akan berdampak ke ekonomi Indonesia. "Kalau kerjasama ekonomi dengan AS, saya kira akan tetap baik seperti selama ini," ujar Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement