Kamis 08 Nov 2012 07:38 WIB

Survei: Perempuan Inggris Susah Jadi Direktur

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hafidz Muftisany
Wanita Karier (ilustrasi)
Wanita Karier (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Jumlah tenaga kerja perempuan di dunia ini memang semakin banyak. Namun, perempuan dinilai masih mengalami ketidaksetaraan gender dalam mengisi posisi direksi disebuah perusahaan.

Survei gaji oleh Chartered Management Institute (CMI) di Inggris menunjukkan kaum perempuan masih mengalami diskriminasi di tempat kerja.

Kepala peneliti CMI, Ann Francke, menyebutkan perusahaan di dunia akhir-akhir ini fokus menyerap tenaga kerja perempuan. Tapi, mereka untuk ditempatkan di posisi bawah, bukan jajaran eksekutif puncak.

"Masih banyak yang perlu diperjuangkan, terutama pada upah yang sama dan porsi perwakilan perempuan diposisi puncak sebuah jajaran direksi," ujar Francke dikutip dari the Guardian, Kamis (8/11). 

Perusahaan semestinya memastikan sudahkah mereka obyektif dalam mengambil keputusan karyawannya, berdasarkan evaluasi keahlian.

Oktober lalu, Menteri Demokrasi Liberal Inggris, Jo Swinson, mengusulkan perombakan sebuah laporan tahunan sebuah perusahaan. Mereka diundang untuk mengatasi ketidaksetaraan gender.

Perusahaan harus melaporkan berapa banyak tenaga perempuan yang dipekerjakan, mulai dari kedudukan teratas hingga terbawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement