Jumat 09 Nov 2012 02:19 WIB

Demi Stabilitas Regional, Pakistan Mau Kerja Sama dengan AS

Pesawat Tanpa Awak AS
Foto: Reuters
Pesawat Tanpa Awak AS

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Kementerian Luar Negeri Pakistan, Kamis (8/11), menyatakan negara itu akan bekerja sama dengan Amerika Serikat  (AS) selama masa jabatan kedua Presiden Barack Obama. Hal itu dilakukan demi stabilitas regional.

"Kami menantikan pemerintah Obama dan kami ingin kedua pihak menempatkan hubungan ini, yang memiliki sasaran bersama dalam kestabilan regional dengan cara yang mulus," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, seperti dilansir Xinhua.

Mengenai serangan pesawat tanpa awak milik AS di Pakistan, Juru Bicara Mohazzam Khan, mengatakan Islamabad memiliki keprihatinan serius mengenai masalah itu.

Presiden OBama dan pesaingnya Mitt Romney, selama kampanye pemilihan umum, menyatakan mereka akan melanjutkan serangan pesawat tanpa awak di Pakistan kalau mereka terpilih memangku jabatan. Pakistan menyampaikan kembali penentangannya terhadap serangan pesawat tanpa awak sehari setelah Obama terpilih kembali untuk masa jabatan empat tahun lagi.

"(Serangan pesawat tanpa awak) itu adalah satu masalah, yang memerlukan penyelesaian yang diterima secara timbal-balik dan pembahasan berarti," kata juru bicara tersebut dalam pernyataannya.

Ia mengatakan Menteri Luar Negeri Hina Rabbani Khar dijadwalkan melakukan kunjungan resmi satu hari ke Bangladesh pada Jumat, sebagai utusan khusus Presiden Asif Ali Zardari. Itu dilakukan guna mengundang Perdana Menteri Bangladesh untuk menghadiri Pertemuan Puncak D-8 yang dijadwalkan diselenggarakan di Islamabad pada 22 November.

Mengenai masalah kemitraan strategis Cina-Pakistan, juru bicara itu mengatakan Cina adalah teman terbaik Pakistan. "Kami sangat mengharapkan kerja sama mereka dalam hubungan masa depan mengenai Afghanistan."

Pakistan akan menjadi tuan ruamh Konferensi Regional Tingkat Menteri Anti-Narkotika di Islamabad, katanya. Tujuan konferensi tersebut ialah untuk mengendalikan ancaman dari produksi dan penggunaan narkotika di wilayah itu. Ia menyatakan konferensi tersebut akan dihadiri oleh wakil dari Afghanistan, Iran, Cina, Kazakstan, Rusia, dan Uzbekistan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement