REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pertemuan Menteri Keuangan G20 yang berlangsung di Meksiko sepakat melanjutkan reformasi Dana Moneter Internasional (IMF) terkait pelaksanaan tata kelola dan formula baru penentuan kuota saham negara anggota yang mencerminkan kontribusi ekonomi dalam perekonomian global.
Keterangan tertulis Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan, pertemuan tersebut juga dihadiri dihadiri oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo.
Pada pertemuan yang berlangsung 4-5 November 2012 itu, G20 juga menyepakati indikator produk domestik bruto (PDB) merupakan variabel yang paling relevan dan memiliki timbangan tertinggi di dalam perhitungan formula penentuan kuota negara anggota.
Secara tidak langsung, formula ini menguntungkan dan akan menaikkan kuota negara berkembang (emerging market) dalam IMF, termasuk Indonesia, yang mendominasi pertumbuhan global saat ini.
Namun para Menteri Keuangan G20 belum dapat menyepakati besaran kontribusi PDB dan perlu tidaknya perhitungan dua variabel indikator formula sebelumnya, yaitu keterbukaan (openness) dan variabilitas (variability).
Kedua variabel terakhir sangat berhubungan dengan transparansi data pembayaran ekspor dan impor serta volatilitas arus dana, yang diusung oleh negara-negara zona Eropa dan Jepang.
Pertemuan tersebut juga menyambut baik perkembangan penguatan keuangan IMF untuk menjaga stabilitas global dan peningkatan peran IMF dalam pencegahan dan penanggulangan krisis.
Sejak KTT Los Cabos pada Juni 2012 telah terkumpul komitmen senilai 461 miliar dolar AS dari negara anggota untuk memperkuat keuangan IMF, dan dari jumlah tersebut telah dilakukan perjanjian pemberian pinjaman sebesar 286 miliar dolar AS.
Forum G20 juga mendukung keputusan Dewan Direktur Eksekutif mengenai penggunaan dana sebesar 2,7 miliar dolar AS tambahan dari keuntungan penjualan emas, sebagai pendanaan Perwalian IMF untuk Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pertumbuhan.
Selain itu, pertemuan membahas perkembangan ekonomi global dan fokus untuk memperkuat kesehatan pertumbuhan ekonomi serta penyelesaian implementasi komitmen anggota G20 yang masih tertunda.
Kemudian, forum ini menyatakan komitmen untuk melaksanakan agenda regulasi keuangan tepat waktu, memperkuat ketahanan sistem keuangan serta menyiapkan antisipasi terhadap gejolak harga pangan dan energi dunia.
Indonesia dalam pertemuan ini juga kembali menyampaikan inisiatif untuk pembiayaan infrastruktur dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan lapangan kerja. Usul ini mendapatkan prioritas dari Australia.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Australia dan Rusia untuk memaparkan pandangan Indonesia atas krisis global serta prioritas pembangunan yang mencakup keuangan inklusif dan reformasi keuangan publik.