REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan masalah berkaitan dengan program nuklir negaranya harus dibicarakan secara langsung dengan Amerika Serikat (AS), kata Kantor Berita IRNA.
Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutu mereka menuduh Iran mengejar sasaran non-sipil dalam program energi nuklirnya.
Iran menolak tuduhan tersebut, dengan alasan bahwa ia berhak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
"Kami percaya pada hubungan persahabatan antara masyarakat dan pemerintah, dan Iran menyeru semua hubungan didasarkan pada keadilan dan saling menghormati," katanya mengomentari kemungkinan pembicaraan dengan Amerika Serikat.
Ahmadinejad kembali menegaskan bahwa semua fasilitas nuklir di Iran selalu terbuka bagi para pemantau internasional.
"Perwakilan resmi dari negara-negara lain dapat memeriksa fasilitas nuklir Iran, karena Iran adalah satu-satunya negara yang membuka pintu fasilitas nuklirnya untuk media dunia," kata presiden, seperti dilansir Ria Novosti.
Berbicara lebih lanjut tentang hubungan Teheran dengan Washington, Ahmadinejad mengatakan itu diperlukan untuk memulai penyelidikan guna menentukan siapa dan mengapa memutuskan hubungan dengan Iran 33 tahun lalu. Amerika Serikat dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik langsung sejak April 1980.
Hubungan keduanya diputus oleh Washington sekitar lima bulan setelah mahasiswa garis keras Iran merebut Kedutaan Besar AS di Teheran, dan menyandera 52 diplomat AS selama 444 hari.