REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Peringatan Hari Kemerdekaan Polandia berakhir ricuh. Kerusuhan terjadi antara polisi dengan nasionalis sayap kanan ketika peringatan kemerdekaan berlangsung, Ahad (11/11) waktu setempat.
BBC News melaporkan, bentrokan terjadi ketika nasionalis sayap kanan mengadakan gerakan barisan. Sekitar 20 ribu orang yang berbaris, melempar kembang api dan batu ke polisi. Serangan itu direspon polisi dengan menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Seorang juru bicara polisi mengatakan dua orang petugas terluka dan beberapa pengunjuk rasa ditahan.
Pada insiden tersebut, ribuan polisi diturunkan untuk mencegah demonstrasi semakin menggurita yang ditakutkan bakal berujung kekerasan.
Tahun lalu, kerusuhan serupa terjadi. Setidaknya 200 orang ditahan setelah kericuhan yang terjadi saat anti-fasis mencoba memblokade barisan nasionalis. Tahun ini, untuk mencegah terjadinya bentrokan, barisan demonstran mengambil rute yang berbeda.
Presiden Polandia, Bronislaw Komorowski juga turun langsung dalam penjagaan dengan militer veteran. Upaya itu untuk meredakan hari yang disebut 'ekstrimis dan hooligan'.
Komorowski berhadap di tahun-tahun mendatang bentrokan tidak akan terjadi lagi. Ia menyebut bentrokan terjadi karena publik diracuni doktrin-doktrin sesat soal kemerdekaan.
"Kita harus kritis, tetapi bukan berarti saling menghancurkan," ucap Komorowski.
Polandia memperoleh kemerdekaan pada 11 November, setelah 123 tahun dijajah Rusia, Prussia, dan Kerajaan Austria.