REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel menyiapkan serangan besar ke Jalur Gaza Palestina menyusul serangan roket dan mortir dari pihak Hamas. Ketegangan kedua pihak yang memanas beberapa hari terakhir tersebut disinyalir dampak dari pemilu Israel.
Serangan rudal menewaskan empat tentara Israel yang tengah berpatroli dengan mobil di perbatasan Gaza Israel, Sabtu (10/11) lalu. Puluhan roket jarak pendek meluncur dari Gaza memporak porandakan kota di perbatasan Israel.
Hal tersebut merupakan serangan balasan, karena Israel sebelumnya telah menewaskan empat warga sipil Palestina. Namun Israel geram kemudian meluncurkan serangan udara menewaskan dua pejuang Gaza. Sebuah tank Israel juga menabrak pabrik plastik di utara Jalur Gaza hingga menyebabkan pabrik dilalap api. Dua pekerja terluka akibat insiden tersebut.
Ribuan warga Gaza berbaris di pemakaman enam korban tewas dalam serangan Israel selama 24 jam terakhir. Mereka pun berseru "Balas dendam, balas dendam!" Seorang dari mereka mengatakan, tank Israel menembaki anak-anak kemudian menembaki para pria dewasa yang segera melindungi anak mereka.
Sementara militer Israel mengatakan, tank yang menyerbu Gaza tersebut dikerahkan setelah Hamas meledakkan rudal anti tank ke arah patroli militer. Serangan tersebut pun membuat geram Israel. "Hal ini sangat disayangkan bahwa para teroris (Hamas) menggunakan orang-orang mereka sebagai tameng," ujar juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayor Arye Shalicar.
Perang antara Israel dan Hamas telah berkecamuk sejak tahun 2008 sejak wilayah tersebut dikuasai Hamas. Namun perang mereda hingga tahun 2009 meski keduanya masih bersitegang. Hingga menjelang pemilu Israel yang akan dihelat 22 Januari 2013, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan kebijakannya terhadap Gaza. Ia yang maju kembali dalam pemilu tersebut mengatakan tak akan berdiam diri terhadap serangan.
"Dunia harus memahami bahwa Israel tidak akan duduk menyilang senjata ketika dihadapkan pada upaya yang menyakiti kami dan kami siap merespon," kata PM Israel.
Namun Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak menyatakan pemilu Israel mendatang tak mempengaruhi kebijakan terkait Gaza. Konflik 2008-2009 lalu dengan Gaza yang bertepatan juga dengan pemilu Israel, menurut Barak, tak berdampak pada Gaza. "Saya tidak berfikir pemilu harus menjadi pertimbangan dalam cara kita merespon hal ini (serangan Hamas). Hal ini tidak dimaksudkan untuk membuat kita menghindar, bukan pula dimaksudkan untuk memprovokasi kita semacam kesempatan untuk melakukan sebuah operasi," ujarnya.