REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran menghelat latihan militer besar-besaran di separuh wilayah negara pada Senin (12/11). Latihan tersebut digelar menyusul tuduhan AS atas pesawat tempur Iran yang menembaki pesawat tanpa awak atau drone AS.
Latihan militer berlangsung selama sepekan di 850 ribu kilometer persegi baik di wilayah Iran Timur Laut, timur maupun wilayah tenggara. Sekitar 8 ribu pasukan baik tentara elit maupun regular berpartisipasi pada latihan tersebut.
Bom dan pesawat tempur digiring ke tempat latihan. Rudal, altireli dan sistem pengawasan diuji coba. Bahkan Manuver "Velayat-4" akan terlibat dalam latihan yang disebut sebagai latihan udara terbesar Iran yang pernah diadakan.
Juru Bicara program pelatihan, Shahrokh Shahram menuturkan, latihan tersebut sebagai pesan perdamaian negara. Selain itu juga sebagai jawaban atas peringatan keras yang didapat negara.
"Ini latihan menyampaikan pesan perdamaian dan keamanan negara regional. Pada saat yang sama mereka mengirimkan peringatan keras yang mengancam Iran," ujarnya.
Pekan lalu, Markas Besar Departemen Pertahanan AS, Pentagon mengatakan pesawat Iran menembaki sebuah Drone AS di kawasan udara internasional.
Pesawat tanpa awak tersebut saat itu tengah bertugas melakukan pengintaian diatas perairan Teluk Arab. Pihak Iran pun menjawab tudingan Pentagontersebut. Militer Iran menyatakan pesawat AS tersebut telah melanggar wilayah udara Iran. Meski demikian, latihan udara tersebut disinyalir tak berkaitan dengan insiden tersebut.