Selasa 13 Nov 2012 07:37 WIB

AS Pernah Larang Ilmuwannya Kunjungi Situs Nuklir Iran

Bendera Iran
Bendera Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mencegah sekelompok ilmuwannya untuk mengunjungi situs nuklir Iran. Hal itu terkait undangan resmi pemerintah Iran pada 14 tahun yang lalu. Demikian laporan terbaru mengungkapkan Senin (12/11).

The Inter Press Service (IPS) dalam sebuah artikel oleh Gareth Porter menulis pada 1998 dan masa jabatan presiden AS, Bill Clinton, Pentagon melarang delegasi terkemuka spesialis nuklir untuk melakukan perjalanan ke Iran menyelidiki program nuklir negara itu. Undangan itu resmi atas inisiatif pemerintah presiden Iran waktu itu, Mohammad Khatami.

Pentagon bahkan menawarkan opsi untuk menyertakan satu atau lebih ilmuwan pilihannya sendiri. Pentagon menyodorkan Dr Behrad Nakhai, seorang ilmuwan nuklir Iran yang berada di Amerika Serikat dan akan bertugas mengatur kunjungan tersebut.

Nakhai mengunjungi AS setelah menyelesaikan SMA-nya di Iran dan mendapat gelar PhD di bidang teknik nuklir dari Universitas Tennessee pada 1979. Kini dia menjadi ilmuwan peneliti di Oak Ridge National Laboratory.

"Pentagon melarang kunjungan tim ahli nuklir tersebut karena tidak ingin melemahkan argumen AS yang menuduh Iran adalah ancaman," sebut IPS, seperti dilaporkan Islamtimes.

"Tawaran yang diprakarsai Iran adalah inisiatif pemerintah Khatami yang paling menjanjikan untuk mengupayakan mencairnya hubungan AS-Iran," tambah laporan itu. 

Pemerintahan Bill Clinton menuduh Iran ingin menciptakan senjata nuklir tanpa didasari data intelijen mengenai program nuklir. Tuduhan itu hanya berdasarkan bahwa Iran akan menggunakan pengayaan uranium untuk senjata nuklir bukan untuk kepentingan sipil.

Undangan Iran itu datang setelah wawancara Khatami dengan CNN, Christiane Amanpour pada Januari 1998. Khatami meminta untuk menghancurkan dinding ketidakpercayaan antara Amerika Serikat dan Iran. Dia juga menyerukan masyarakat AS untuk melakukan pertukaran profesor, penulis, sarjana, seniman, wartawan dan wisatawan.

Permintaan Khatami itu ditolak secara umum oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyed Ali Khamenei.

Meskipun delegasi ilmuwan tidak akan menemukan fakta-fakta pembuatan senjata nuklir, kunjungan itu semestinya bisa mengantisipasi pembangunan fasilitas konversi dan pengayaan uranium. Juga bisa menganalisa apakah program nuklir Iran memang ditujukan untuk kepentingan sipil atau tidak.

Misi pengiriman ilmuwan dan ahli nuklir itu mungkin telah menentang garis pemerintahan Clinton terkait ancaman senjata nuklir Iran. Nakhai percaya Pentagon ingin melindungi garis itu. "Mereka telah mengetahui bahwa program nuklir akan berguna untuk menekan Iran," katanya. "Mereka tidak ingin ada tekanan itu berkurang," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement