REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Fotosintesis selama ini melekat erat pada tanaman. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan kemudian diketahui bahwa hewan-hewan jenis tertentu juga bisa memproduksi makanan di dalam tubuhnya sendiri dengan memanfaatkan energi matahari, laiknya tumbuhan. Ini kemudian memunculkan ide menarik bahwa mungkin saja suatu hari nanti manusia bisa berfotosintesis.
Bayangkan, jika kulit manusia dapat bekerja laiknya kloroplas (zat hijau daun pada tumbuhan), maka manusia tak perlu makan dan tak akan pernah merasa lapar. Sebab, tubuh manusia secara otomatis mampu memproduksi nutrisinya sendiri.
Manusia hingga zaman sekarang masih harus tumbuh, berburu, dan mengumpulkan makanan. Sedangkan tumbuhan hijau, dan banyak jenis bakteri lainnya sudah bisa membuat makanannya sendiri dengan berfotosintesis. Mereka memanfaatkan sinar matahari untuk mendorong terjadinya reaksi kimia dalam tubuh mereka sehingga menghasilkan gula yang diperlukan sebagai asupan energi.
Selama ini, ilmuwan hanya mengetahui bahwa kutu daun memperoleh pigmen untuk tubuhnya dari jamur khusus. Agustus lalu, seorang ahli tanaman dari the Sophia Agrobiotech Institute in France, Alain Robichon, menemukan fakta bahwa ternyata kutu daun mampu menggandakan pigmennya sendiri. Hewan ini memperbanyak pigmennya dengan cara memanen banyak energi matahari.
Lebah oriental menggunakan teknik yang sama. Ia menggunakan pigmen xanthopterin untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik. Seperti generator, tubuh lebah oriental bisa menyimpan energi tersebut untuk digunakan sewaktu-waktu saat tenaganya habis.
Seorang ilmuwan, Mary Rumpho, menemukan fakta bahwa siput laut Elysia mengambil kloroplas dari alga-alga hijau untuk berfotosintesis dengan cara mereka sendiri. "Ini memungkinkan mereka hidup laiknya tanaman," kata Mary, dikutip dari BBC, Selasa (13/11).
Ketiga contoh kasus di atas membuktikan bahwa hewan sebetulnya bisa berfotosintesis. Ilmuwan dari Universitas Cambridge, Chris Howe, menilai misteri ini ke depannya akan terungkap seiring berjalannya waktu.
"Dengan memasukkan suatu gen pengendali, mungkin saja ratusan gen yang ada di dalam tubuh manusia nantinya bisa mengubah sel tubuh bekerja laiknya 'pabrik' yang kompatibel untuk memproduksi kloroplas. Ini pastinya melibatkan rekayasa genetika dalam skala luas," ujar Howe.
Jika gen yang bisa dimiliki tumbuhan dan hewan itu juga bisa dimiliki manusia, bukan tak mungkin manusia bisa berfotosintesis. Fotosintesis secara sederhana bisa diartikan kemampuan tubuh makhluk hidup untuk memproduksi makanannya sendiri dengan menggunakan energi matahari.