REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi memperkirakan akan menghabiskan 133 miliar dolar AS untuk pembangkit listrik dalam 15 tahun ke depan di tengah meningkatnya permintaan listrik, Kantor Berita Saudi melaporkan Selasa.
Saleh bin Al Husssain Awachi, wakil menteri kelistrikan dan air Arab Saudi untuk urusan listrik, dalam sebuah pernyataannya memperingatkan bahwa pasokan listrik di negara itu akan menjadi masalah di masa mendatang.
Oleh karena itu, ia menyerukan pengguna akhir untuk melakukan penghematan penggunaan listrik guna mengurangi biaya besar pembangkit listrik.
"Jika tingkat konsumsi tetap tinggi, maka negara akan memerlukan investasi besar dan mungkin menghadapi masalah dalam pasokan listrik di masa depan," kata pejabat itu.
Ia mendesak untuk menghindari penggunaan listrik yang tidak diperlukan dan menggunakan peralatan listrik berkualitas.