Rabu 14 Nov 2012 04:26 WIB

Lima Pelajaran dari Pilpres AS 2012 (2)

Seorang pelajar pemilih pemula memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di Colorado, Rabu (6/11).   (Reuters/Mark Leffingwell)
Seorang pelajar pemilih pemula memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di Colorado, Rabu (6/11). (Reuters/Mark Leffingwell)

REPUBLIKA.CO.ID,Satu pertanyaan besar muncul sebelum hari H pemilu. Apakah pemilih dari kaum muda akan datang ke tempat pemungutan suara?

Jawabannya kali ini mereka datang lebih banyak ketimbang pemilu tahun lalu. Ini menjadi pelajaran kedua pemilu presiden AS

2. Suara kaum muda lebih besar, suara kulit putih kian kecil.

Menurut poling nasional, suara dari pemilih berusia 18-29 tahun meningkat dari 17 persen menjadi 18 persen pada komposisi suara elektoral tahun 2004-2008.

Pada pilpres 2012, kaum muda berkontribusi 19 persen dari elektorat. Peningkatan komposisi dari kaum muda membuat presiden kehilangan perolehan suara dari mereka, yang semula 66% pada 2008 menjadi 60% pada 2012.

Bukan hanya soal usia tetapi juga ras yang sepertinya memberi 'bantuan' kepada presiden. Perolehan suara kulit putih yang diraih Obama turun dari 43% pada empat tahun lalu menjadi 39% tahun ini.

Tapi, jumlah elektorat dari kalangan kulit putih juga menurun. Empat tahun lalu mereka mewakili 74% Elektoral College atau suara elektoral, pada pemilu 2012 mereka menjadi 72%.

Prosentasi elektorat untuk Afrika-Amerika tetap tak berubah di angka 13%. Beberapa pakar strategi GOP menyatakan suara yang dibutuhkan Romney untuk menang yakni total seluruh 72% tadi.

"Suara pemuda dan kulit hitam, sekali lagi muncul memberi kekuatan dan ditujukan kepada Presiden," demikian Ari Fleischer, pakar strategi GOP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement