Rabu 14 Nov 2012 07:38 WIB

Ekonomi AS Suram, Defisit Melonjak 22 Persen

Defisit (ilustrasi)
Foto: FINANCIALRED.COM
Defisit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Memastikan memimpin AS kembali, Presiden Obama langsung dihadapkan pada situasi suram ekonomi negara. Defisit pemerintah federal AS naik tajam pada Oktober, memperburuk awal tahun fiskal.

Saat bersamaanPresiden Barack Obama dan Kongres mengatasi datangnya "jurang fiskal" dan utang yang membengkak. Departemen Keuangan melaporkan, defisit anggaran AS naik 22 persen pada Oktober dari setahun lalu, menjadi 120,0 miliar dolar AS, karena pengeluaran jauh melampaui pendapatan.

Oktober, bulan pertama tahun fiskal pemerintah federal, biasanya mengalami defisit. Namun kesenjangan anggaran yang dilaporkan Selasa jauh lebih lebar daripada perkiraan konsensus analis sebesar 113,0 miliar dolar AS.

Pengeluaran melonjak 16 persen menjadi 304,3 miliar dolar AS dan pendapatan naik 13 persen menjadi 184,3 miliar dolar AS pada bulan lalu, Departemen Keuangan mengatakan.

Pada tahun fiskal 2012 yang berakhir pada 30 September, pemerintahan Obama memangkas defisit anggaran sebesar sekitar 200 miliar dolar AS menjadi 1,1 triliun dolar AS atau 7,0 persen dari produk domestik bruto.

Untuk tahun fiskal saat ini, pemerintah menargetkan mengurangi defisit menjadi di bawah 1,0 triliun dolar AS untuk pertama kalinya dalam lima tahun, menyusul pengeluaran pemerintah besar-besaran yang bertujuan untuk menarik ekonomi keluar dari resesi parah pada 2008-2009.

Target Gedung Putih adalah defisit 991 miliar dolar AS atau 6,1 persen dari PDB. Namun, defisit yang berkelanjutan terus mendorong beban utang negara lebih tinggi.

Utang AS saat ini berdiri di sekitar 16,2 triliun dolar AS dan terus membutuhkan pinjaman untuk membiayai defisit anggaran yang akan mengirimkan pemerintah melewati ketetapan 16,39 triliun dolar AS pada suatu waktu di hari-hari terakhir tahun ini.

Departemen Keuangan dapat mengelola utang pada tingkat itu tanpa meningkatkan pagu sampai Maret dengan menggunakan manuver akuntansi, menurut pejabat pemerintah.

Tetapi pada saat yang sama, para politisi harus melawan apa yang disebut "jurang fiskal" dari paket pemotongan belanja dan kenaikan pajak ekstrim yang berlaku 1 Januari, kecuali mereka dapat mencapai kompromi untuk menghindari hal itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement