REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi mendesak rakyat India membantu negaranya mencapai demokrasi, saat ia mengadakan kunjungan bersejarah pada Rabu ke New Delhi.
"Kami belum mencapai tujuan demokrasi dan masih berusaha dan kami berharap rakyat India berdiri dan berjalan bersama kami saat kami melanjutkan perjalanan," kata Suu Kyi pada kunjungan pertamanya dalam 25 tahun ke raksasa tetangga Myanmar itu, seperti dilansir AFP, Rabu (14/11).
Suu Kyi mengutarakan kesedihannya bahwa India, yang menjadi salah satu pendukung setianya, mengubah siasat pada 1990-an dan berhubungan dengan penguasa Myanmar pada saat negara itu dipariakan Barat.
"Saya ditanya apakah kecewa bahwa India belum berdiri kukuh bersama kami selama bertahun-tahun perjuangan untuk demokrasi," katanya dalam kuliah tahunan mengenang perdana menteri pertama India pasca-kemerdekaan Jawaharlal Nehru.
"Saya sedih merasakan bahwa kami ditinggalkan India atau lebih tepatnya, India telah menarik diri dari kami selama hari sangat sulit kami," tambahnya.
Penerima Nobel Perdamaian itu, yang dibebaskan dari tahanan rumah pada 2010, sebelumnya dipuji karena keberanian gigihnya dalam pembicaraan dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh. Singh mengundang Suu Kyi ke New Delhi ketika ia mengunjungi Myanmar pada Mei untuk meningkatkan perdagangan dan melawan pengaruh Cina, pesaingnya di kawasan itu.
India berbagi 1.640 kilometer perbatasan dengan Myanmar, tetangganya di timurlaut, dan kedua bekas jajahan Inggris itu memiliki sejarah panjang bersama.
Selama perjalanan empat hari itu, Suu Kyi juga akan berkunjung ke parlemen dan meninjau pembangunan pedesaan. Pada Jumat, ia akan mengunjungi perguruan tinggi Lady Shri Ram di New Delhi, tempat ia lulus dengan gelar di bidang politik.
Kunjungan terakhir Suu Kyi ke India pada 1987 ketika melakukan perjalanan ke Simla untuk bergabung dengannya suaminya, Michael Aris, yang belajar di bukit indah.